“The future belongs to those who learn more skills and combine them in creative ways.” —Robert Greene

Masa depan adalah milik mereka yang mempelajari banyak keterampilan dan mengombinasikannya dengan cara yang kreatif.
Yup! Tak dapat dimungkiri, quote dari Robert Greene di atas sangat sesuai dengan apa yang dibutuhkan saat ini oleh para pengejar masa depan, terutama dalam dunia kerja.
Apalagi menurut data dari Badan Pusat Statistik per Agustus 2022, ada sekitar 143,72 juta pencari kerja di Indonesia. Jumlah ini naik 3,57 juta orang dibanding bulan Agustus 2021. Otomatis, persaingan di dunia kerja pasti makin ketat.
Jika para pencari kerja hanya bermodalkan ijazah sekolah atau kuliah saja, rasanya masih sangat kurang, bukan? Mereka wajib memiliki kompetensi bekerja, terutama di era society 5.0.
Ini membuat impian saya melayang ke masa lalu.
Beberapa tahun yang lalu, sebelum memutuskan fokus sebagai pekerja jarak jauh (remote worker) di bidang penulisan dan penyuntingan, saya pernah menjalankan bisnis online. Target pekerjaan yang 90% dilakukan secara online membuat saya yang gaptek ini mau tidak mau harus belajar banyak tentang dunia internet marketing.
Bagaimana menciptakan personal branding di media sosial? Apa saja yang harus dilakukan dan apa yang justru dilarang pada saat mempromosikan produk secara online? Bagaimana cara membuat iklan berbayar yang sesuai dengan pangsa pasar, dan masih banyak lagi ilmu lain yang wajib dikuasai.
Ya … meskipun gaptek, saya harus memiliki keterampilan dan kompetensi bekerja agar dapat bersaing secara sehat dengan para pelaku bisnis lainya. Jika tidak, jangan harap konsumen akan melirik produk yang saya jual.
Sekarang pun demikian. Menjadi seorang bloger, editor, dan bekerja sama dengan banyak klien dengan beraneka ragam karakter membutuhkan kompetensi bekerja yang sangat kompleks agar kerja sama yang terjalin dapat saling menguntungkan kedua belah pihak.
Terus … apa sebenarnya yang dimaksud dengan kompetensi, dan keahlian apa saja yang wajib dimiliki oleh para pencari kerja di era globalisasi dan society 5.0 ini?
Definisi Kompetensi Bekerja
Kompetensi di dalam dunia kerja adalah sejauh mana kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menguasai keterampilan (skill) yang dimilikinya.
Menurut Ketua PWI Pusat, Atal S. Depari, dalam webinar Bright Competition 2023 Sampoerna University dengan tema “Generasi Indonesia yang Mampu Berdaya Saing Global” tanggal 16 Januari lalu, ada empat kemampuan yang wajib dimiliki generasi saat ini, yaitu:
- Kemampuan berbahasa asing
- Kemampuan berpikir kritis
- Memiliki kreativitas, dan
- Mampu berinovasi
Namun, hal ini ternyata masih dianggap kurang oleh Suzanne Choo Shen Li yang merupakan Associate Professor dari National Institute of Education, Singapura. Menurutnya, ada enam kecakapan/kompetensi (6C) yang sangat dibutuhkan.
Apa Itu Enam Kompetensi Bekerja alias 6C?

1. Character (Karakter)
Karakter adalah sifat, watak, akhlak, termasuk budi pekerti yang dimiliki oleh setiap individu. Kecakapan ini termasuk ke dalam kecakapan interpersonal yang sangat dibutuhkan ketika seorang individu ingin melakukan kerja sama dengan orang lain.
2. Citizenship (Kewarganegaraan)
Di era globalisasi, menanamkan rasa patriotisme dan cinta tanah air wajib dilakukan agar kita tidak melupakan asal-usul dan kultur masing-masing di mana pun kita berpijak. Melalui kecakapan kewarganegaraan ini, mudah-mudahan apa yang diajarkan dalam pendidikan kebangsaan untuk selalu menanamkan rasa nasionalisme dapat diterapkan.
3. Collaboration (Kolaborasi/Kerja Sama)
Di era society 5.0 yang membuat semua orang mampu terhubung secara global dengan bantuan teknologi, keterampilan melakukan kolaborasi atau kerja sama dengan berbagai pihak adalah suatu keharusan. Belajar mengenal beragam karakter manusia dapat membantu kita menguasai kompetensi bekerja ini.
4. Communication (Kemampuan Berkomunikasi)
Tak-peduli apakah kamu seorang yang pemalu, era society 5.0 membutuhkan kemampuan berkomunikasi agar orang lain memahami setiap ide atau gagasan yang ingin kita sampaikan.
5. Creativity (Kreativitas)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta. Kreativitas selalu berhubungan dengan hasil karya atau ide unik yang berbeda dengan yang lain. Makin unik hasil karya atau idemu, makin terbuka kesempatan suatu perusahaan memilihmu sebagai bagian dari tim mereka.
6. Critical Thinking (Berpikir Kritis)
Laman Sampoerna University melansir, kemampuan critical thinking atau berpikir kritis erat kaitannya dengan berpikir logis serta rasional. Ini termasuk ke dalam kategori high order thinking skills (HOTS). Berpikir kritis berbeda dengan kemampuan berdebat, ya, karena orang yang mampu berpikir kritis justru akan mencari solusi dari setiap permasalahan, bukan hanya suka protes.
Enam kecakapan di atas tidak dihasilkan dari kurikulum yang hanya berfokus kepada nilai dan hasil semata. Dibutuhkan kurikulum yang mengajarkan proses dan memunculkan daya analisis peserta didik agar kreativitas mereka muncul ke permukaan, salah satunya melalui kurikulum internasional.
Sampoerna University

Sampoerna University atau Universitas Sampoerna merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang mengintegrasikan pendidikan internasional ke dalam sistem kurikulumnya. Melalui akreditasi resmi dari Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi, Sampoerna University melatih para mahasiswa untuk menguasai enam kompetensi (6C) yang disebutkan di atas.
Yup! Bekerja sama dengan University of Arizona, Sampoerna University memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk memiliki dua gelar sekaligus alias double degree, yaitu gelar sarjana S-1 dari Sampoerna University dan gelar sarjana terakreditasi Amerika dari University of Arizona.
Ini bakal menghemat biaya pendidikan daripada kamu harus melanjutkan pendidikan internasional ke luar negeri, bukan? Namun, Sampoerna University juga memberi kesempatan untuk kamu yang memang inginnn banget kuliah di Amerika. Ada program transfer kuliah ke University of Arizona, dengan syarat, kamu harus memiliki nilai IPK minimum 2,5 dari masing-masing fakultas yang saat ini disediakan oleh Sampoerna University, yaitu:
- Fakultas bisnis
- Fakultas pendidikan
- Fakultas teknik dan teknologi, serta
- Fakultas seni dan ilmu
Kesimpulan
Saat ini, indeks SDM Indonesia (human capital index) berada di peringkat 130 dari 199 negara di dunia. Ini membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak agar angkanya dapat terus meningkat. Jangan sampai masyarakat Indonesia hanya berfokus pada kekayaan dan monetisasi, tanpa pernah menyukai proses untuk mencapainya.
Kamu tertarik dengan program double degree dan transfer kuliah ke luar negeri untuk mendapatkan pengalaman kompetensi bekerja yang lebih baik? Itu artinya, kamu harus berkuliah di Sampoerna University yang menggunakan kurikulum internasional dan sudah terbukti 94% lulusannya diterima bekerja dalam waktu 3 bulan setelah lulus kuliah.

Referensi
- bps.go.id/pressrelease/2022/11/07/1916/agustus-2022–tingkat-pengangguran-terbuka–tpt–sebesar-5-86-persen-dan-rata-rata-upah-buruh-sebesar-3-07-juta-rupiah-per-bulan.html#:~:text=Abstraksi,sebesar%200%2C83%20persen%20poi
- kompas.com/edu/read/2022/10/03/114757871/kuasai-kompetensi-6c-untuk-sukses-di-era-globalisasi-40-apa-saja
- nasional.sindonews.com/read/744429/18/kurikulum-dan-kompetensi-global-1650031471
- qubisa.com/microlearning/apa-yang-dimaksud-dengan-vuca
- qubisa.com/microlearning/definisi-dari-sertifikasi-kompetensi-kerja-nasional-indonesia
- sampoernauniversity.ac.id/id/critical-thinking/