Saya memperhatikan sela-sela jari kaki. Terasa perih, gatal, dan ada sedikit luka berwarna merah. Ini bukan hanya terjadi di satu jari saja, melainkan menyebar di beberapa sela jari juga. Paling enggak enak rasanya setiap habis nyuci pakaian, rasa gatalnya makin menjadi-jadi. Hemmm … setelah saya ingat-ingat gejalanya, fix … saya terkena kutu air (lagi).

Lo … kok, lagi? Memangnya dulu sudah pernah kena?
Huhuhuuu … iyaa … saya sudah beberapa kali ditemani si kutu air. Paling sering kena ini setelah selesai mencuci pakaian. Entah karena jenis deterjen yang saya pakai terlalu keras sehingga kulit yang sensitif jadi terluka, atau karena infeksi jamur yang menyambangi kondisi kaki yang lembap.
Apalagi, kondisi kulit saya memang alergian dan sering sekali mengalami gatal-gatal kemerahan. Salah makan sedikit, gatal. Badan lagi berkeringat sehabis olahraga juga sering bikin gatal. Kadang-kadang sampai kesal sendiri dan merasa pasrah dikasih kulit model begini. *malah curhat 😀
Balik lagi ke kutu air. Siapa saja bisa terkena penyakit ini. Untuk sebagian orang, penyakit ini mungkin terkesan “receh” dan dianggap tidak berbahaya. Ah … apa iya kutu air tak berbahaya? Apakah ia bisa menular dan berpindah tempat ke individu lainnya?
Nah … sebelum mencari tahu apa benar kutu air menular, ada baiknya kita bahas dulu, yuk, apa penyebab kutu air sebenarnya!
Penyebab Kutu Air
Meskipun namanya kutu air (tinea pedis), penyakit ini bukan disebabkan oleh hewan bernama kutu, melainkan disebabkan oleh jamur. Infeksi jamur yang berkembang pesat di area lembap mengakibatkan kutu air dapat menular dengan cepat apabila tidak segera diatasi.
Jadi, meski termasuk dalam kategori penyakit tidak berbahaya, penyembuhan penyakit ini gampang-gampang susah karena berkaitan dengan kebersihan setiap anggota tubuh kita. Kondisi kaki berkeringat, basah, dan sepatu yang lembap merupakan sarana terbaik bagi jamur penyebab kutu air melancarkan aksinya.
Bukan hanya menyerang daerah kaki, kutu air juga dapat berkembang di area jari tangan, menular ke individu lainnya melalui pertukaran barang yang digunakan, bahkan meluas hingga kelenjar getah bening apabila sudah telanjur parah. Ternyata serem juga, ya?
Lalu, Apa Saja Gejala Kutu Air?
Seperti saya kisahkan di awal tulisan, gejala kutu air bisa saja diawali dari rasa gatal di sela-sela jari kaki. Rasa gatal ini kemudian berkembang menjadi rasa panas dan menimbulkan luka basah yang membutuhkan perawatan intensif.
Selain itu, kulit kaki juga mudah lecet, kering, dan pecah-pecah. Penderita wajib membersihkan dan menjaga area yang terkena kutu air dalam keadaan selalu kering agar kondisinya tidak bertambah buruk dan menyebar ke mana-mana.
Cara Mengobati Kutu Air
Dari berbagai sumber referensi yang saya baca, ada beberapa cara mudah untuk mengobati kutu air, antara lain:
- Mengoleskan krim antijamur yang mengandung Clotrimazole atau Miconazole.
- Rajin merendam kaki dalam larutan air hangat yang sudah diberi garam.
- Gunakan kaus kaki agar keringat di sela jari dapat terserap dan gantilah secara rutin.
- Keringkan dan angin-anginkan bagian dalam sepatu.
- Selalu menjaga kebersihan kaki, termasuk area di sela-sela jari kaki.
Berdasarkan pengalaman, pengobatan kutu air ini memang butuh ketelatenan, ya. Enggak cukup sekali—dua kali pengobatan karena infeksi jamurnya bisa saja datang lagi alias kambuh sewaktu-waktu.
Kamu tahu enggak, sih? Ini bikin saya gemesss banget karena rasanya seperti dikerjain sama si jamur, heheheee ….
By the way busway … Teman-Teman ada yang pernah terserang kutu air juga seperti saya? Langkah apa saja yang kamu lakukan untuk mengobatinya?
Baca Juga
- Penyakit Kurap: Gejala, Penyebaran, dan Pegobatannya
- Ruam Popok: Faktor Pemicu, Gejala, dan Cara Mengatasi
- Tips Menurunkan Kolesterol Sederhana
