“Cinta tidak harus memiliki…”
.
Ungkapan ini begitu familiar saat masa remaja dulu. Menghiasi hari-hari penuh warna warni di usia yang terbilang menengah, alias masa transisi. Anak kecil bukan, terlalu dewasa pun belum.
.
Kini, ketika diri telah memasuki gerbang yang bahkan sudah “terlalu” dewasa *tapi masih teteupp imoet, kok ππ€‘, ungkapan itu terkesan sangat lebay.
.
.
.
.
Ketahuilah, wahai engkau yang sedang jatuh cinta…
.
Rasa cinta yang sejati bisa tumbuh manakala kita telah terbiasa berdekatan dan berusaha untuk memahami seseorang. Sedikit berbeda dengan cinta lahiriah, yang biasanya terjadi pada pandangan pertama (love at the first sight).
.
Cinta pada pandangan pertama biasanya akan berakhir manakala kita tak mampu menerima dan memahami karakter seseorang yang awalnya kita kagumi tadi. Tapi bukan berarti mereka yang jatuh cinta pada pandangan pertama tak akan mampu menjadi cinta sejati lho, ya. Banyak juga cinta sejati yang berawal at the first sight, asallll ya itu tadi, mampu menerima dan setia seutuhnya pada dia yang dikagumi sejak awal bertemu.
.
.
Nah, dari gambaran diatas ketemu deh titik terangnya. Bahwa mampu memahami dan menerima kekurangan menjadi KEKUATAN untuk melanjutkan sebuah hubungan. Kalau tak ada kesamaan pemahaman untuk saling menerima kekurangan pasangan jangan harap, deh, hubungan akan berlanjut.
.
Hubungan yang berjalan dalam satu frekuensi saja hambatannya banyak, apalagi jika kamu jelas-jelas memiliki frekuensi yang berbeda. Bakalan sulit ketemunya… π
.
Lalu sampai disini, balik lagi, adakah untungnya menyetujui ungkapan “Cinta tak harus memiliki..?”
Duhh, nelangsa banget dong, ya, rasanya…
.
Dears, pahamilah, bahwa cinta itu harus memiliki.
.
Jika tidak dimiliki, artinya dia bukanlah orang yang pantas untukmu. Karena jika dia PANTAS bagimu, dia pun akan memperjuangkanmu #eeaaa π
Jika hanya kamu yang berjuang mendekatinya, sementara dia melarikan diri menjauh darimu, oh nooo!!! masih ada pangeran Turki, kok, yang siap menunggumu π
.
So… pantaskan dirimu menjadi yang terbaik di hadapan-Nya. Di hadapan-Nya, lho ya, bukan di hadapannya (manusia).
.
Jika kamu memantaskan diri hanya demi manusia, maka sia-sia belaka seluruhnya, andai dia tak sedikit pun menoleh padamu. Tapi ketika engkau memantaskan diri hanya untuk-Nya Sang Penguasa Alam Semesta, Dia yang akan mendatangkan orang terbaik bagi dirimu. Orang yang patut kau kagumi, cintai, dan tentu saja, kau miliki π
.
Yup, karena cinta sejati itu memang HARUS kau MILIKI..
Jika tak bisa kamu miliki, TINGGALKAN!!!
Lebih baik mencari cinta sejati milik-Nya, agar Ia kirimkan yang lebih baik bagi dirimu.
.
No galaw anymore buat kamu di sana dan siapa pun yang sedang mengalami kegalauan akan hal ini… π
.
.
πππ
Memang harus tegas ya mbak. Dimiliki atau tinggalkan. Jangan pula dah milik orang lain, tetap dicintai pula
Nahhh itu dia.. π
setujuuuuu mbak!
Makasiyy π
Harus tegas dan berpegang teguh pada prinsip ya mbak….
π
Siipp mb cinta memang harus dimiliki
Qiqiqqiii… π
Cintaku harus kumiliki…
Eeaaaaa…
Cinta sejati….harus dimiliki..
Itu harusss…heheh
Catetttt
Cinta harus me ” mimik i” hiiiii becanda
π±
Pangeran Turki hihihihihi
Suka bagian yang inih Bun “Jika tidak dimiliki, artinya dia bukanlah orang yang pantas untukmu. Karena jika dia PANTAS bagimu, dia pun akan memperjuangkanmu #eeaaa”
Maknyus banget eheheh
#uhhukkk π
yuhuuu no galaw he… nice bun
Nice to meet you ππ€£
Yang penting cinta karena Allah ya, Mba. Kalo maksa memiliki cape sendiri yaπ
Ahh iyaa mba bahasanya tepat sekali π
Cinta harus memiliki. Kalau nggak bisa kita miliki ya udah, cari yang lain. Nggak ada waktu untuk galau-galau…..
Hehheehee begitulah seharusnya mbak π
Betuul…jika dia bukan milik kita,berarti dia milik orang lain.gak boleh kita cintai lagi
Ah setuju, nih, cinta harus memiliki, biar no galau, no drama hihi
Uhhuk π
terima kasih sharing nya mba, bermanfaat sekali. jangan lupa mampir ke blog saya juga yukk