Pengalaman Menjadi Target Penipuan Cryptocurrency “Pig Butchering Scam”

Penipuan cryptocurrency
Hati-hati dengan penipuan cryptocurrency yang makin marak saat ini, salah satunya Pig Butchering Scam. (Image: Pexels.com/KarolinaGrabowska)

Cryptocurrency adalah salah satu bentuk investasi untuk menghasilkan passive income yang saat ini sedang trending dan banyak diminati. Yup … meski pergerakan grafiknya sangat fluktuatif, cryptocurrency justru dianggap sebagai aset yang aman dan paling cepat menghasilkan. Namun, bersamaan populernya jenis investasi ini, penipuan cryptocurrency juga makin meningkat.

Dilansir dari Kompas.com, Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) bahkan memperingatkan adanya modus penipuan baru cryptocurrency, yaitu dalam bentuk Pig Butchering Scam.

Apa Itu Pig Butchering Scam?

Pig Butchering Scam adalah penipuan cryptocurrency yang diibaratkan seperti memelihara dan menggemukkan babi terlebih dahulu, sebelum akhirnya babi tersebut disembelih. Dalam dunia nyata, scammer atau si penipu dengan modus ini meminta korbannya melakukan investasi di platform abal-abal yang sudah disediakan, kemudian memberikan keuntungan berlipat selama beberapa kali sehingga si korban merasa percaya.    

Setelah itu, scammer akan memengaruhi korban sedemikian rupa untuk berinvestasi lebih besar lagi dari sebelumnya dengan iming-iming hasil berkali lipat. Saat korban percaya dan berinvestasi kembali, scammer akan menghilang dan menutup akses korban ke platform cryptocurrency tersebut.

Jangan ditanya berapa kerugiannya. Saya pernah membaca, ada seorang wanita di Jawa Barat kehilangan uang 500 juta akibat penipuan Pig Butchering Scam ini. Lapor ke polisi juga tidak ada hasilnya karena pelaku penipuan berasal dari luar negeri dan tidak tercatat identitasnya. Ngeri, ‘kan??

Pengalaman Menjadi Target Penipuan Cryptocurrency

Nah, saya punya pengalaman, nih, Man-Teman menjadi target penipuan cryptocurrency sekitar 1 bulan yang lalu. Sengaja saya ikuti alur permainan si penipu ini karena memang telanjur kepo dan pengin tahu, seperti apa sih modus yang dipakai, dan akhirnya gimana?

Rasanya, saya seperti sedang menjalankan misi investigasi. Ada deg-degan juga, tapi yang penting tetap waspada. Enggak lupa, momen tersebut sekaligus saya manfaatkan untuk memperlancar penggunaan bahasa Inggris yang sudah hampir terlupa dan enggak karuan grammar-nya karena jarangggg banget dipakai. Ibaratnya, sambil menyelam minum air pokoknya.

Iyesss … kalau boleh jujur, saya sangat berterima kasih kepada scammer cryptocurrency ini karena berkat dia, dalam waktu 2 minggu berteman dan berkomunikasi, bahasa Inggris saya mengalami peningkatan secara signifikan, hahahaaa ….

Jadi, awal pertemanan dengan si scammer dimulai dari direct message di Instagram. Saya memiliki akun Instagram bisnis (terpisah dari akun personal) untuk mempromosikan salah satu travel umrah nasional di mana saya menjadi agen dan konsultannya. Postingan akun Instagram bisnis milik saya ini isinya tentang informasi umrah, haji, dan aneka tips untuk memudahkan setiap orang berangkat ke Tanah Suci.

Nah … modus penipuan cryptocurrency ini cukup unik menurut saya. Scammer mengirim pesan ke Instagram dan bertanya tentang Masjidil Haram dan seluk-beluknya. Pesan itu tidak langsung terbaca oleh saya karena baru muncul notifikasinya 1 bulan kemudian. Sebelum menjawabnya, seperti biasa, saya terlebih dahulu mengecek akun pengirim untuk memastikan apakah akun tersebut akun fake atau real.

Saya cek follower-nya, sekitar 2.000 orang. Berdasar pengalaman saya menjalankan bisnis online sejak tahun 2013, para scammer—terutama love scammer yang hobinya gangguin cewek—biasanya  memiliki pengikut yang hampir seluruhnya wanita. Namun, akun ini enggak kayak gitu karena jumlah pengikut pria juga cukup banyak.

Merasa tidak ada yang janggal, saya juga mengecek akun yang diikutinya. Hanya ada 80 akun saja yang di-follow, yang mayoritasnya adalah akun pebisnis, pengusaha, dan akun para mantan presiden dari Negeri Ginseng. Kenapa saya cek sampai sebegitu detail? Supaya bisa memutuskan, apakah harus membalas pesannya atau tidak.

Karena merasa semua oke-oke saja, saya  membalas pesannya. Dia mengaku sedang belajar tentang Islam dan mulai merasa tertarik sejak datang ke Qatar tahun lalu untuk menonton perhelatan Piala Dunia. Sampai di sini, saya masih percaya, walaupun merasa agak aneh juga, kwkwkwk ….

By the way busway … si scammer bukan hanya banyak belajar tentang Islam, melainkan juga mengajak saya diskusi tentang kondisi dunia internasional, seperti Syiria, Palestina, dan isu-isu dunia lainnya. Beruntung, saya suka menonton berita, jadi cukup bisa mengimbangi diskusinya. Yang sulit justru saat membalas obrolannya karena bahasa Inggris sayah cukup amburadul, Pemirsah. *tutup muka

Sampai di sini, saya mengakui kalau scammer ini memang pintar. Bahasa Inggrisnya very excellent dan pengetahuannya luas. Ya, iyalah … tampaknya dia sudah berpengalaman dalam dunia penipuan cryptocurrency.    

Nah … setelah beberapa hari berteman, akhirnya ia mulai bercerita tentang bisnisnya. Ia mengaku memiliki bisnis pakaian impor ke Cina yang berkembang pesat, tetapi mengalami kebangkrutan karena terhentinya pengiriman saat pandemi Covid tahun 2020. Akibatnya, ia terlilit utang miliaran rupiah karena harus membayar pajak untuk barangnya yang tertahan di pelabuhan Busan.

Saya amati, kemampuan berceritanya ngalir banget, eeuyyy …. 😀 Saya yang kerjaannya tiap hari jadi Kang Edit untuk buku-buku orang ini berasa sedang membaca tulisan panjang dari seorang klien untuk dijadikan buku.

Terus, mau tahu lanjutan cerita tentang utangnya yang bertumpuk itu? Iyappp … ngakunya, utang itu terbayarkan setelah dia fokus berinvestasi di cryptocurrency.

Katanya, selama pandemi, nilai investasi cryptocurrency naik gila-gilaan. Setelah memfokuskan diri selama 2 bulan di crypto, utang-utang bisnisnya pun lunas dan ia bisa membeli rumah serta kendaraan yang diinginkan.

Pig butchering scam
Investasi cryptocurrency memiliki pergerakan yang fluktuatif.

Sampai di sini, saya mulai waspada, tapi masih tetap ngikutin alur permainannya. Ia mulai mengirimkan grafik berupa angka-angka Bitcoin, Ethereum, dan aset cryptocurrency lainnya, sambil mengatakan, ingin mengajarkannya kepada saya.

Saya langsung mencari alasan untuk ngeles, dong. Saya bilang, belum tertarik, dan masih pengin cari referensi dulu tentang cryptocurrency, terutama terkait apakah investasi crypto haram atau halal (karena saya seorang muslim).  

Mau tahu apa tanggapannya? Dia bertanya dengan heran: Kalau memang cryptocurrency itu haram, kenapa banyak banget orang Indonesia yang invest di crypto? 😀 Hemmmm ….   

Baiklahhhh … saya memutar otak lagi mencari alasan. Akhirnya saya bilang, ibarat investasi saham bagi seorang muslim, kalau perusahaannya memproduksi barang haram, ya nilai investasinya jatuhnya haram. Sebaliknya, kalau produknya halal, jatuhnya ya halal. 😀

Kamu mungkin berpikir, ya, ngapain saya ribet-ribet jelasin ke dia kayak gini? Tinggal blokir, ‘kan beres? Sayangnya, saya penasaran permainan ini akan berakhir seperti apa, Bestie. Jadi, prinsip saya, selama si scammer sopan dan enggak aneh-aneh, saya enggak mau asal blokir.

Selanjutnya … enggak berhasil mengajak saya belajar cryptocurrency hari itu, dia sempat melakukan video call supaya saya percaya bahwa akunnya nyata, bukan akun fake. Namun, setelah lebih dari seminggu berteman dan belum closing juga, tampaknya ia mulai gemezzz.

Pada hari ke-14, scammer mulai mengajak saya belajar lagi dengan cara yang halus. Nah, sudah mulai kelihatan ‘kan tujuannya apa? 😀 Saya bertambah kepo, apa lagi yang akan dilakukan?

Ia meminta dengan sangat agar saya menghargai niat baiknya untuk sharing tentang cryptocurrency. Akhirnya, saya bilang, okeee … saya bersedia belajar. Saya akan mempelajari semua yang ia share di kolom chat. Pikir saya, yang penting ‘kan kalau diminta transfer duit, saya enggak bakalan mau. 😀

Ternyataaa … ia bisa membaca pikiran saya. Kalau sekadar belajar teori aja, ilmu crypto-mu enggak akan maksimal. Kamu juga harus langsung praktik dan investasi, biar ada hasilnya, tulisnya di chat.                

Ohhh … tentu tidack, Oppa Jungkook!! Saya langsung ngeles dan bilang, belum punya duit nganggur untuk investasi. Dia masih mendesak: Enggak perlu banyak, kok, investasinya! Dikit aja enggak apa-apa. *mulai, nih, perang eyel-eyelannya ….

Saya tetap menolak dan beralasan, selain belum ada “uang dingin”, saya juga belum tertarik di crypto. Namun, dia masih terus membujuk dengan cara halus dan bercerita bahwa dulu dia juga tidak tertarik dengan cryptocurrency, meski akhirnya sekarang nyemplung menjadi analis dan investor.

Finally … setelah eyel-eyelan bermenit-menit dan saya tetap kekeuh enggak berminat, si scammer akhirnya nyerah dan enggak maksa lagi. Alhamdulillah … saya mengembuskan napas lega.

Esoknya, saya mengecek, apakah akun saya diblokir olehnya? Kalau iya, saya juga berniat memblokirnya. Ternyata enggak, kok, kami masih bisa saling melihat sampai sekarang, meskipun ia tidak pernah menyapa lagi.

Cara Menghindari Penipuan Cryptocurrency

Dari pengalaman saya di atas, penipuan cryptocurrency seperti Pig Butchering Scam ini merusak reputasi industri cryptocurrency yang sebenarnya berpotensi menjadi platform investasi yang kuat.

Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan agar terhindar dari penipuan cryptocurrency berdasarkan referensi yang saya kumpulkan dari berbagai sumber:

1. Lakukan Analisis Mendalam

Investasi cryptocurrency identik dengan nilainya yang sangat fluktuatif, meningkat tajam, atau sebaliknya, turun drastis. Kamu sebaiknya membekali diri dengan ilmu yang cukup sehingga dapat melakukan analisis teknikal maupun fundamental sebelum “menitipkan” uangmu di salah satu asetnya.

2. Gunakan Platform Cryptocurrency Resmi

Apakah trading crypto legal? Iyess … ternyata investasi crypto sudah dilegalkan di Indonesia oleh Kementerian Perdagangan pada bulan September 2018 lewat Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Karena itu, pastikan kamu melakukan investasi di platform resmi atau aplikasi cryptocurrency terbaik di Indonesia, ya, seperti Indodax, Pintu, atau Tokocrypto.  

3. Bergabung dengan Komunitas Cryptocurrency

Memiliki wawasan yang luas sangat dibutuhkan saat kamu memilih jenis investasi ini. Oleh sebab itu, bergabunglah dengan komunitas cryptocurrency karena investasi ini awalnya juga berkembang melalui komunitas. 

4. Pilih Aset Cryptocurrency yang Sesuai

Jenis cryptocurrency bervariasi, seperti Bitcoin, Tether, Ethereum, Litecoin, dan masih banyak lagi. Kamu harus memahami setiap jenisnya sebelum memutuskan untuk berinvestasi di sana.  

5. Hati-Hati dengan Sistem Cryptocurrency

Bukan hanya aset cryptocurrency yang bervariasi, ya, sistemnya pun bermacam-macam. Sebaiknya kamu waspada dengan skema cryptocurrency yang mirip multilevel marketing atau menggunakan skema ponzi. Modusnya biasanya mencari anggota baru sehingga keuntungan yang diperoleh bukan dari investasi cryptocurrency, melainkan dari uang yang disetor oleh anggota baru.

Dari pengalaman menjadi target penipuan cryptocurrency, saya belajar banyak hal. Bekerja di ranah online memberikan banyak keuntungan karena kita dapat bekerja dari mana saja. Namun, pekerja online juga rawan mengalami berbagai kasus penipuan di dunia maya. Untuk itulah, kewaspadaan dan kesadaran sangat dibutuhkan.

Cryptocurrency memang menawarkan peluang investasi menarik, ya, Teman-Teman, tetapi di satu sisi menghadirkan risiko penipuan tinggi. Pig Butchering Scam adalah salah satu contoh penipuan cryptocurrency yang harus kamu waspadai. Tetap gunakan logika dan instingmu saat ada pihak-pihak yang menekan atau memaksamu melakukan investasi dalam bentuk apa pun, termasuk cryptocurrency.

Baca Juga

Spread the love

15 thoughts on “Pengalaman Menjadi Target Penipuan Cryptocurrency “Pig Butchering Scam””

  1. Waahhh dapat informasi bagus ini, apalagi di era digital semakin mudah yaahh mengakses apa apa. duh jangan sampai deh jadi korbannya. Benar-benar harus cerdas dan tetap waspada nih.

    Reply
  2. Penipu zaman sekarang pinter-pinter, ya, sampai jago bahasa Inggris gitu, hhe. Kalau saya sepertinya bakalan nggak kuat kalau harus meladeni gitu, mending kabuuur saja. Keren, bisa santai begitu, Kak.

    Reply
  3. Gila penipunya pinter banget ya. Pasti mempelajari calon korbannya dulu tuh, jadi obrolannya bisa nyambung dan tertarik. Makasih sharingnya kak, jadi bener2 harus ekstra waspada ya kita

    Reply
  4. Serem yaa mbaa, penipuan sekarang sudah lebih canggih bahkan lebih serem. Semakin mudah di era digital semakin mudah para penipu mengelabuhi. Bahkan untuk urusan investasi sekalipun. Harus lebih waspada.

    Reply
  5. Agak serem ya ka, penipuan crypto gini. Suami aku mau join gak aku bolehin meski mohon mohon. Soalnya apa ya, investasinya agak mengandung gharar juga

    Reply
  6. Ngeri kalau gak hati hati … harus melihat banyak poin efek keruguan dan kelebihannya … semoga terhindar dari segala macam mara bahaya

    Reply

Leave a Comment