Assalamu’alaikum,
Haiii… Adakah teman-teman yang ingin berangkat umroh? Pasti sudah tahu kan ya bahwa salah satu syarat berangkat umroh adalah harus melakukan suntik Meningitis. Nah, saya ingin sharing sedikit pengalaman pertama cara membuat paspor dan suntik meningitis yang 2 minggu lalu saya lakukan.
Saya termasuk peserta umroh yang nekat mendaftar secara mendadak sekitar 3 minggu sebelum keberangkatan. Sama seperti rezeki dadakan yang Allah berikan secara tiba-tiba kepada saya.
Awalnya pesimis sih bisa berangkat dalam waktu kurang dari 3 minggu karena saya belum pernah ke luar negeri sama sekali, yang artinya juga belum pernah punya paspor. Ketambahan lagi, saya belum percaya bahwa saya bisa berangkat dalam waktu secepat itu 🙂 Tapi biro umroh tempat saya mendaftar meyakinkan, mereka akan membantu, asalkan syarat pas foto berwarna 4×6 berlatar belakang putih + KTP + Kartu Keluarga sudah tersedia secepatnya.
Akhirnya pada tanggal 2 April 2018 jam 08.00 pagi saya meluncur terlebih dahulu ke Kantor Imigrasi Yogyakarta untuk melakukan interview dan foto pembuatan paspor. Karena sebelumnya telah mendaftar secara online dan datang tepat waktu sesuai jadwal, tidak sampai 30 menit semua proses Alhamdulillah kelar dilakukan. Saya langsung membayar biaya paspor Rp. 355.000, – di loket Mobil Pos yang tersedia di halaman Kantor Imigrasi. Paspornya sendiri baru dapat diambil 5 hari kerja setelah dilakukan pembayaran.
Selesai dari Kantor Imigrasi, saat itu juga saya meluncur ke KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) untuk suntik Meningitis. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kantor Imigrasi. Saya membawa pasfoto 4×6 + foto copy Kartu Keluarga + KTP untuk jaga-jaga jika dibutuhkan.
Sampai di sana ternyata sudah banyak peserta suntik yang antri (padahal masih jam 9) dan rata-rata mereka masih bingung bagaimana prosedurnya, termasuk saya 🙈
Untungnya, ada beberapa petugas yang memang bertugas melayani berbagai pertanyaan soal prosedur suntik Meningitis, meskipun memang tidak banyak dan harus sabarrrrr banget nungguin mereka jelasin ke peserta lain.
Intinya begini prosedur suntiknya :
1. KKP tidak menyediakan formulir pendaftaran secara langsung. Jadi kita harus isi data terlebih dahulu di formulir online di web resmi berikut ini https://sinkarkes.kemkes.go.id (ini update website KKP terbaru di tahun 2020).
Sekadar info, mengisinya dilakukan dari HP masing-masing ya, karena KKP tidak menyediakan fasilitas komputer untuk peserta yang melakukan pendaftaran online. Yang disediakan di sana adalah wifi gratis ☺
2. Selesai mengisi data diri dan upload KTP, jangan lupa download terlebih dahulu formulir yang telah diisi tadi, lalu kirimkan ke email resmi KKP. Nanti ada petugas khusus yang langsung mencetak formulir yang kita kirimkan ke email tadi. Antre sih, tapi dinikmati aja deh ya, daripada harus ngeprint di luar kantor.
3. Selesai mencetak formulir pendaftaran, barulah kita boleh mengambil nomor antrian di loket. Petugas loket akan menanyakan paspor kita sebelum mengizinkan kita melakukan suntik Meningitis. Untuk kasus seperti saya yang belum jadi paspornya, diperbolehkan menunjukkan bukti pelunasan paspor saja.
4. Setelah menyerahkan formulir ke loket, saya dipersilahkan melakukan cek urine terlebih dahulu. Kemudian barulah dikumpulkan dalam satu ruangan yang isinya kurang lebih 10 orang untuk dijelaskan segala hal terkait dengan vaksinasi Meningitis.
Oya, ada kasus sedikit. Seperti halnya vaksinasi lainnya, Meningitis tidak boleh dilakukan apabila peserta dalam keadaan demam.
Payahnya, hari itu kondisi badan saya agak demam karena begadang sampai subuh nungguin anak yang demam tinggi 🙁 Petugas memeriksa suhu badan saya dan bertanya apakah saya sehat? Karena takut gagal suntik (sudah ngantri 2 jam gitu, lo 😀 ), buru-buru dengan penuh yakin saya jawab bahwa saya sehat wal’afiat. Suhu tubuh yang hangat disebabkan karena kurang tidur, bukan karena ada bakteri atau virus tertentu.
5. Setelah itu peserta dipersilahkan membayar biaya Meningitis, kemudian masuk satu demi satu ke ruangan untuk melakukan suntik di lengan atas sebelah kiri. Saya lupa berapa persisnya biaya Meningitis kemarin. Yang jelas sekitar 300ribuan.
6. Selesai suntik, peserta akan diminta menunggu untuk dipanggil kembali mengambil buku Meningitis yang sudah jadi.
7. Tarraaaa….selesai deh dalam satu hari 😁 Kalau tidak salah ingat masa berlaku buku suntik Meningitis sekitar 2 tahun dari masa pembuatan.
Oiya, jika ditotal biaya bikin pasport dan suntik Meningitis total keduanya hampir 700ribuan. Mungkin ada yang membutuhkan informasi biaya ini, silakan dibaca dulu ya dari atas biar gak bingung 😊.
Update Terbaru Tahun 2020
Beberapa hari yang lalu, ada seorang teman yang menghubungi saya lewat WA dan bertanya bagaimana prosedur suntik Meningitis yang harus dilakukan untuk anak sahabatnya yang masih berusia di bawah 17 tahun dan akan berangkat ke tanah suci. Setelah saya jelaskan tata cara di tahun 2018 lalu seperti tulisan di atas, ternyata ada beberapa perubahan untuk instansi yang diizinkan melakukan suntik Meningitis ini.
Untuk menghindari antrian yang semakin membludak, saat ini suntik Meningitis dapat dilakukan bukan hanya di KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan). Kamu dapat melakukannya di beberapa rumah sakit besar yang telah ditunjuk secara resmi di kotamu. Bedanya, jika melakukan suntik di KKP, buku Meningitisnya bisa langsung jadi dalam satu hari saja, sementara di rumah sakit biasa harus menunggu sekitar 1-2 hari untuk diterbitkan. Tapi ini tidak masalah karena calon jamaah tidak perlu mengantri terlalu lama seperti di KKP. Harganya pun sama dengan suntik di KKP, sekitar 300rban.
Oya, sekadar tambahan info, jika kamu belum memiliki KTP karena usia belum mencukupi, yang harus dibawa sebagai pengganti KTP adalah Akte Kelahiran. Sedangkan syarat lainnya masih sama dengan suntik Meningitis di tahun 2018.
1 thought on “Cara Membuat Paspor dan Suntik Meningitis”