Yang Tersisa dari Kaki Rinjani sebagai Wonderful Indonesia Pasca Gempa Dahsyat 2018

Sumber : Wisatalombok.info

Hemmm…. rasanya tak akan pernah habis kata untuk bercerita tentang pulau kelahiran saya ini meski sudah tak tinggal di sana lagi. Sekumpulan memori masa kecil yang berkelebat dan tersimpan dengan rapi, membuat saya selalu ingin dan ingiiinnn terus kembali ke sini. 

Yup, wonderful Lombok! Begitu banyak sesuatu yang unik dari pulau ini. 

Saya ingat, ketika kecil, ibu saya yang orang Yogya asli dan pindah ke Lombok karena mengikuti tugas Almarhum bapak, pernah berkata, “Lombok itu unik, nak. Di Lombok kamu bisa melihat budaya Bali. Tapi di Bali kamu tak akan pernah bisa melihat budaya Lombok…”

Dan benarlah demikian adanya, karena hanya di Lombok kita dapat menyaksikan kerukunan beragama antara masyarakat muslim dan Hindu Bali, yang berdiri berdampingan satu dengan yang lain. Bahkan di Lombok kamu bisa menemukan kampung khusus masyarakat Bali yang disebut Kampung Bali.

Oya, bercerita tentang Lombok saat ini tak bisa lepas dari kisah tragis gempa dahsyat 6, 4 SR yang terjadi akhir Juli lalu. Pemerintah daerah setempat saat ini masih terus melakukan perbaikan dan mencari solusi agar pulau wisata ini dapat kembali normal seperti dulu. Meski saat ini pembangunan pusat niaga makin pesat dan menjamur di tengah kota, wisata alam dan kuliner di Lombok tetaplah juaranya. Penerbangan langsung selama liburan dengan rute Yogya – Lombok sepanjang pengamatan saya, selalu diisi dengan banyaknya wisatawan bule di pesawat.

Nggak mengherankan sih sebenarnya, karena di Lombok masih banyak objek wisata perawan, misalnya pantai, dengan deburan ombak dan warna laut eksotis biru kehijauan dan pasir putih sebesar biji merica, menunggu untuk kamu sentuh.

Tapi kali ini kita tak akan berbicara tentang pantai, Dears, karena ada satu lagi keindahan yang menyihir para wisatawan saat berkunjung ke sini. Apalagi kalau bukan panggilan dari sosok misterius dan cantik Dewi Anjani yang berdiri kokoh di wilayah kekuasaannya, yaitu Gunung Rinjani.

Sumber : Trekkingrinjani.com

Yup! Di kalangan para pendaki, Rinjani termasuk gunung yang memiliki jalur trekking sangat menantang. Dengan ketinggian sekitar 3726 mdpl, Rinjani menjadi gunung tertinggi nomor 3 di negara kita setelah Kerinci dan puncak Cartenz. Kamu boleh merasa lelah hayati saat mendakinya. Tapi setelah itu semua akan terbayar dengan daya tarik dan pesonanya.

Padang Savana, Air Terjun, Gua dan Danau Segara Anak

Sumber : Trekkingrinjani.com

Kalau kamu naik ke Rinjani dari desa Sembalun Lawang, kita akan menemukan padang savana nan cantik yang membuatmu merasa dunia ini begitu luas dan hanya milikmu seorang. Tapi jangan puas dulu, ya, karena ini baru permulaan pendakian. Di atas masih ada pesona air terjun, gua dengan lukisan bebatuan stalagtit dan stalagmit-nya, serta objek utama yang menjadi tujuan para pendaki ke sini, yaitu danau Segara Anak. 

Sumber : Trekkingrinjani.com
Sumber : Trekkingrinjani.com
Sumber : Astacala.com

Just info aja, danau Segara Anak berada di ketinggian 2.010 mdpl, dengan kedalaman sekitar 230 meter. Bentuk danaunya seperti bulan sabit dengan luas sekitar 1.100 hektar.

Gimana bukan surga dunia, coba? Air yang berwarna biru kehijauan, pohon yang rindang, pemandangan gunung yang menjulang, membuat banyak pendaki menggelar tenda untuk menikmati surga dunia ini.  Apalagi ada pesona Gunung Barujari di tengah danau yang mengeluarkan belerang dari kawahnya. 

Rinjani Pasca Gempa Lombok 2018

Sumber : Puspen TNI via Tirto.id

Sebaris kisah di atas rasanya tak perlu membuat kita menjadi baper. Apalagi jika mengingat musibah gempa adalah kondisi force majeur yang tak dapat diduga. Semua sudah ada yang mengatur.

Awalnya pemerintah daerah memutuskan menutup sementara jalur pendakian ke puncak Rinjani sampai tahun 2020. Wajar rasanya, karena saat gempa terjadi banyak sekali material longsoran dan batu yang jatuh. Kondisi tanah di puncak pun menjadi retak-retak. 

Informasi yang penulis kutip dari laman Mongabay.co.id, untuk ke depannya pihak pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) akan membuat beberapa kebijakan baru terkait pendakian. Misalnya, dengan memberlakukan sistem booking online untuk para pendaki, sehingga jumlah pendaki dalam satu hari juga dapat dibatasi. Ini sebagai bentuk pelajaran dari kondisi sebelumnya, dimana saat musim liburan tiba, sekitar bulan Juli dan Agustus, pengunjung Rinjani melimpah ruah. Akibatnya nih, suasana di puncak juga menjadi tidak nyaman karena terlalu banyak tenda yang didirikan.

Sumber : Trekkingrinjani.com
Sumber : Hipwee.com

Manajemen pengelolaan sampah juga menjadi masalah yang cukup serius, untuk menjaga keberadaan puncak gunung selalu dalam keadaan bersih dan bebas sampah (zero waste). Pengelola TNGR juga berencana mengkaji ulang pengaktifan kembali sistem monitoring pendaki lewat CCTV dan frekuensi radio, bekerja sama dengan pihak Universitas Mataram.

Nah… berita baiknya, Dears, sejak pertengahan November lalu jalur pendakian ke Rinjani sudah dibuka kembali, tapi melalui jalur desa Aikberik di Kabupaten Lombok Tengah. Untuk saat ini jalur tersebut dianggap cukup aman menggantikan pintu masuk sebelumnya di wilayah Sembalun dan Senaru di Kabupaten Lombok Timur, yang sampai saat ini kondisinya belum memungkinkan.

Bismillah, kita doakan bersama ya target ke depan ini berhasil terpenuhi dan Rinjani kembali menjadi salah satu bagian indah dari Wonderful Indonesia. Sedih kalau baca banyak masyarakat di daerah Sembalun, yang merupakan salah satu jalur masuk ke Rinjani kehilangan sumber pendapatannya. Pasca gempa lalu wilayah ini sempat mengalami kondisi seperti kota mati akibat tidak adanya aktivitas pendakian sama sekali. Padahal sumber pendapatan mereka yang utama justru berasal dari situ.

Sumber : Indonesia.travel


Sebaris coretan sederhana ini merupakan bentuk keprihatinan, sekaligus kecintaan yang tiada pernah pudar terhadap tanah kelahiran penulis. Tulisan ini juga diikutsertakan dalam lomba blog yang diadakan oleh Wonderful Indonesia ,  yang ketentuannya dapat kamu baca di sini.

πŸ’œπŸ’›πŸ’š

Spread the love

28 thoughts on “Yang Tersisa dari Kaki Rinjani sebagai Wonderful Indonesia Pasca Gempa Dahsyat 2018”

  1. Ya Allah, begitu eksotiknya Lombok yah mbak. Salbiah belum pernah ke Lombok. Pingin rasanya ke sana. Menurut teman-teman di lombok katanya kalau mau berswafoto ala surga ada disini. Benar nggak sih mbak? apakah seindah raja empat ya mbak? kayanya lombok bakal jadi destinasi traveling saya selanjutnya… Doakan ya mbak..he

    Reply
    • Aamiin…
      Betul, mbak, pantai di Lombok bagus & banyak yg masih sepi. Bisa bebas foto tanpa ada penampakan pengunjung lain hehheeee..
      Saya malah belum ke Raja Ampat, doakan bisa sampai sana πŸ™‚

      Reply
  2. Klo ngeliat postingan temen2 sosmed dari lombok pantainya emang eksotis 😍, dan yah masih berkutat masalah sampah digunung rinjani smoga cepat teratasi dan pulih kembali mnjadi wonderland Indonesia
    Aamiin πŸ˜‡

    Reply
  3. Dudududu Lombok surga dunia yang jadi incara ku sampai sekarang. pemandangan alam masih perawan belum lagi savana halus yang tampak dari foto bikin dadaku melayang layang

    Reply
  4. Oh, Bund Hastin dari Lombok ternyata. Wah, ini salah satu tanah impian yg ingin saya kunjungi. Walopun bukan untuk naik Rinjani, sih. Belum berani, hihi.
    Tetap kagum pada Lombok pasca bencana. Insya Allah semoga pulih secepatnya dan jadi Wonderful Indonesia yang membanggakan.

    Reply
  5. Keren sekali pemandangan di Rinjani, bikin jadi pingin kesana, tapi mungkin sekarang udah nggak kuat mendaki. Jaman kuliah dulu saya pernah naik sampai ke puncak Lawu dan Merapi. Mudah-mudahan suatu hari bisa ke Lombok juga……

    Reply

Leave a Comment