Hampir semua manusia pasti pernah merasakan ujian di dalam kehidupannya. Apapun bentuknya, setiap ujian itu memiliki kadar beratnya masing-masing yang hanya dapat dirasakan oleh setiap individu yang sedang mengalaminya. Apa yang terasa berat bagi saya misalnya, belum tentu terasa berat bagi orang lain yang melihatnya. Sebaliknya, ujian yang mungkin begitu berat untuk orang lain mungkin ringan saja bagi kita. Yup, hanya kamu dan kita sendiri yang dapat memilah, apakah ujian itu berat atau ringan.
Lalu, kemudian muncul pertanyaan, kenapa bisa berbeda pemahaman akan arti berat dan ringan dalam suatu ujian? βΊ Faktor apakah gerangan yang menentukan?
Yesss…. PIKIRAN adalah kuncinya. Yahh, kok pikiran lagi sikkk??!! Enggak bosannn apa nulis pikiran mulu?
Wait!!! Saya memang hobi nulis tema yang satu ini. Soalnya, dalam hampir seluruh bagian hidup saya, pikiran ini selalu menemani dengan setianya kemana pun saya pergi. Yang bisa bikin saya bahagia dan tetap waras sampai saat ini ya pikiran ini π Tentu saja, atas ridho terbaik dari Yang Maha Memberi pikiran, Allah Swt.
Tapi tunggu dulu, Dears! PIKIRAN ini sebenarnya ibarat pisau bermata 2, lho! Bisa membuatmu bahagia, atau sebaliknya, membuatmu lemah tak berdaya bak katak di dalam tempurung. Jadi pandai-pandailah mengelola pikiran, ya! Apalagi buat orang-orang dengan karakter diri Melankolis macam saya. Ada tuntutan dan keinginan untuk selalu sempurna, sempurna, dan sempurna. Dan saya sadar banget, ini bahaya untuk diri dan orang di sekitar saya kalau dibiarkan terus. Mau enggak mau sayanya yang kudu berubah menyesuaikan pikiran agar tetap enjoy, happy, dan menikmati setiap langkah dalam kehidupan, meskipun ada saat di mana perjalanan hidup terasa begitu melelahkan. *tarik napas dulu
Saya kutip dari ebook Arif RH, seorang pakar Ilmu Vibrasi yang pernah saya baca, kehidupan dan tujuan/targetnya itu ibarat sebuah ANAK PANAH dan BUSURnya.
Kamu boleh punya target, impian, cita-cita, dll. Boleh mengejarnya dengan doa dan usaha sampai titik darah penghabisan. Tapi di satu titik ketika semua itu telah dilakukan, agar si anak panah dapat melesat menuju sasaran, kamu harus melakukan suatu cara, yaitu MELEPASNYA. Kalau kamu enggak melepas anak panahnya, hanya menarikkkk terus, pasti panahnya enggak sampai ke target kan? Ilmu melepas ini sama dengan ilmu IKHLAS dan TAWAKAL.
Nah, ilmu ini terlihat sangat simpel dan sederhana, tapi tidak mudah untuk dipraktikkan *ngaku π
Setelah saya perhatikan pola dalam hidup saya, baru sadar, ohh iyaa, ternyata hampir semua impian saya akhirnya terwujud justru pada saat saya sudah melepasnya, dan bahkan hampir melupakannya. Ada yang terwujudnya lamaaaa, 26 tahun kemudian (kebangetan ya kalau ini. Tapi yang penting TERWUJUD π). Ada yang hanya selang 1-2 tahun. Ada pula yang 10-15 tahun.
Kemudian pertanyaannya, melepaskan keinginan itu kan enggak gampang? Butuh waktu, proses, dan melibatkan emosi yang campur aduk enggak karuan? Nah, di sinilah kita dapat melihat sejauh mana KEYAKINAN kita terhadap kekuatan lain yang mengatur diri dan seluruh alam semesta ini. Hubungan kita dengan Allah Swt diuji di tahap ini. Bukankah ada Dia yang lebih paham bagaimana cara mendapatkan impian itu? Ada Dia yang udah ngatur, ini loh, waktu yang tepat buat impianmu terwujud.
“Besok ya, 26 tahun lagi kamu baru bisa ketemu penyanyi jadul idolamu, Tommy Page” π€£ *dan terjadilah, meski ketemunya udah tua hehhee… (Baca di sini : May 24th 2016).
Atau, ketika Allah bilang, “Sabar yaa, 15 tahun lagi kamu baru boleh bertamu ke Rumah-Ku…” π (Baca : Ketika Impian Menjadi Nyata).
Nah, betapa hanya Allah yang Maha Tahu kapan saat yang tepat buat kita. Memaksa Allah boleh, tapi habis itu kita lanjutkan dengan ikhlas, tawakal, perbanyak istighfar, dan tentu saja, banyakin sedekah. Saya sendiri masih terus belajar ya, man-teman, doakan semoga selalu istiqomah dan makin baik jadinya diri ini dari hari ke hari.
Sampai di sini ada pertanyaan? π
Kalau belum ada, kuliahnya sampai sini dulu ya.
Kesimpulannya, berhati-hatilah dengan PIKIRAN. Berawal dari pikiran, kemudian akan menjadi KATA-KATA, dan akhirnya secara tak sadar berwujud menjadi DOA.
Masih dari ebook yang sama, DOA itu adalah apa yang ada di hati kita, bukan sekadar apa yang kita baca setelah selesai sholat. Kebanyakan orang berpikir, doa adalah apa yang kita ucap saat sholat. Padahal, setiap detik apa yang ada di hati inilah yang disebut DOA. Syukur-syukur, antara apa yang ada di pikiran dan hati isinya sama, insya Allah doanya jadi terfokus. Yang repot, kalau pikiran bilang A, tapi hati bilang B, seringkali yang terwujud juga jadi tidak sesuai. Dan ini juga pernah saya alami βΊ
Kamu punya pengalaman apa dengan si PIKIRAN? Kalau ada yang menarik, bisa cerita di komen, ya, biar kita jadi sama-sama belajar π
Semoga Allah memberkahi… π
saya kapan belajar memanah? Lubna kakak ajarin, wkwkwk. Iyap benar banget sih bun. Pikiran itu bisa menguasai kita jika kita enggak menguasainya. Duh, keren banget yang abis training, hehe.
Kok tau sih kamu klo saya abis belajar? hihiiii
Dapat salam tancap dari Lubna ππ
Pikiran memang memiliki peranan penting dalam kehidupan ya, Bun ….
Iyupp mbak π
Benar banget, Mba. Karenanya, kita harus senantiasa berpikir yang lurus-lurus aja, istilahnya positive thinking. Ketika pikiran-pikiran yang negatif berkelebat, segera usir dan ganti dengan doa dan pengharapan yang baik.
Aamiin…
Ganti template Mbak?
Makanya affirmasi pikiran untuk selalu berpikir positif ya Mbak, supaya target tercapai cepat dan tepat.
Habis TLD berubah semua, jadi kudu ganti tema π
Yup, mba Dew, pikiran harus dikontrol agar yg muncul yg baik aja π
Duh, benar banget bun has. Pikiran postif akan menjadi perkataan positif dan akan menjadi doa. Pantesn ada yang sering bilang kalau kata-kata adalah doa. Maka berkatalah yang baik. Pengalaman pribadi, pingin punya anak sepasang, perempuan trus laki-laki. Alhamdulillah terwujudkan. Berpikir bagaimana caranya mendapatkan anak perempuan dl, cari ilmunya, dan ikhtiarkan, dan berdoa. Allah ijabah…
Masyaa Allah, impiannya terwujud ya mbak…
Benar, Mbak. Pikiran postif yang utama, kata-kata adalah doa. Terhadap anak pun sebisa mungkin jangan ucapkan kalimat negatif yang melebelinya
Betul, mba Lia pinterrr π
Bener bgt mbak harus pandai mengelola pikiran, you are what you think ya istilahnya, apalagi aku punya magh/gerd jadi kudu jauh2 dari stresa
Nah, kebetulan saya juga punya maag.
Muncul penyakit itu klo rasa cemas dan tertekan mulai melanda. Kudu hati2 βΊ
saya mau dong diajarin juga. pingin belajar memanah juga nih.
Sini sini, bu dosen π
Wah hobi memanah yaa mba…good kudu konsentrasi ya …tdk boleh me ikirkan hal lain selain tertarget. Pikiran yg fokus bs melgirkn hal positif. Betul pikiran ibarat 2 mata pisau bisa mmbahagiakan bisa juga sebaliknya. Thx mb ulasannya keren…
Begitulah pikiran, ibarat pisau bermata 2
Alhamdulillah mbak, apa yang saya pikirkan beberapa tahun yang lalu ada yang sudah tercapai. Btw, idolanya Tomi page, apa kita seumuran ya, hihi
Bisa jadi kita seangkatan, mbak hihii
Note, pikiran adalah koentji!
Pikirkan yang baik2 aja karena semua bermula dari pikiran kita.
Yess mbak, aamiin
Benar Mbak. Saya sangat setuju. Kita harus membidik, melepaskan, dan menunggu keajaiban menghantarkan anak panah kita ke bintang yang dituju
Mantappp
yesss, what you think is what you get!
Iyess kakkk
Bener banget mbak, pikiran itu adalah kunci. Kita mau nanggapi apa2 juga tergantung dari pikiran, klu pikiran negatif ya hasil yang keluar juga negatif. Begitu pun sebaliknya.
Oh ya, ternyata banyak juga mimpi yang saya dapatkan setelah melepaskan…
Alhamdulillah…
Ini ya bun postingan yang katanya klop sama status kemarin… π
Makasih kuliahnya, ya, Bun…jadi lebih memahami meski kadang susah banget hiks
Wkwkwkwk maapkeunn kalau saya nyepam di fb bu found
Subhanallah … Makasih sharingnya mbak, mencoba melepaskan impian ke sasaran
Masya Allah, sama-sama mba Wida
Seperti yang saya baca di buku “the secret”, setiap energi (positif atau negatif) akan menarik energi di sekitarnya . Untuk itu isilah hari selalu dgn hal yang positif π… Dan saya mengalaminya serta selalu berusaha mengamalkannya Mbak.
Aamin. Makasih sharingnya, mbak Ida
bener banget, jangan maen-maen dengan pikiran, bisa jadi apa yang kau pikirkan akan terjadi
Betul, meski kadang gak mudah ya mbak
Mba terima kasih semua tulisannya, sekarang makin mengerti soal melepaskan, ibarat anak panah dari busur.
SamaΒ² Grandys sayang π