Review Buku Anak: Serba Serbi Cerita Negeri Pelangi

“Bagus ini, harusnya buku anak ya kayak gini,” kata ibu saya menimpali, sembari membuka lembar demi lembar buku cerita bergambar yang baru datang diantar Mas Kurir ke rumah.

Review buku anak
Kover buku anak Serba Serbi Cerita Negeri Pelangi. Lucu ‘kan?

Yup, buku anak berjudul Serba Serbi Cerita Negeri Pelangi ini memang sangat menarik. Warna kover dan halaman isinya yang full colour, ukuran buku yang lebih besar daripada buku cetak pada umumnya, ditambah penggunaan paper art untuk isinya, membuat buku ini layak dimiliki.

Ai Qurotul Ain, seorang penulis asal Karawang, Jawa Barat, yang menulis buku anak ini adalah sahabat yang saya kenal di salah satu komunitas online. Sebelum menulis buku, seingat saya Mbak Ai pernah menjadi kontributor di media online Estrilook di mana saat itu saya adalah editornya. Dari sanalah awal mula saya mengenal sosok Mbak Ai, meski belum sekali pun kami bertatap muka karena jarak yang memisahkan.

Seiring berjalannya waktu, Mbak Ai mulai aktif di banyak komunitas menulis dan meninggalkan jejak coretannya menjadi lembaran buku. Fabel Serba Serbi Cerita Negeri Pelangi ini adalah buku ketiganya. Bertambahlah kekaguman saya kepadanya karena saya sendiri belum melahirkan buku solo, malah keasyikan menyimpan rancangan naskah di tumpukan file. *haduhhh, tutup muka wkwkwkwk

Keseriusan Mbak Ai di dunia kepenulisan membuatnya semakin matang dan tak henti menghasilkan karya. Kalau yang saya baca di halaman Kata Pengantar, salah satu motivasi terbesar seorang Ai Qurotul Ain menulis buku adalah untuk menunaikan janji kepada dua orang jagoan hatinya agar mereka dapat membaca tulisan mamanya sebagai kenangan di masa depan. Masya Allah … benarlah ungkapan bahwa buku adalah warisan yang sangat berharga bagi generasi penerus kita kelak.

Baiklah, enggak perlu terlalu banyak pidato pembuka lagi, yaa … langsung kita bedah aja, yukkk, spesifikasi buku anak bergambar ini.

Review buku anak
Halaman daftar isi buku anak Serba Serbi Cerita Negeri Pelangi

Judul: Serba Serbi Cerita Negeri Pelangi
Penerbit:
Dandelion Publisher
Cetakan pertama:
Juli 2020
Jumlah halaman:
85 halaman
Ukuran buku:
15 x 23 cm
ISBN:
978-623-7803-54-6
Harga normal: Rp. 110.000,-

Ada 19 cerita menarik tentang ragam dunia hewan, lengkap dengan sisipan nilai moral yang dapat diajarkan kepada anak-anak. Ibaratnya, dengan membaca buku ini, anak kita sebenarnya sudah belajar memilah mana perilaku yang baik dan harus ditiru, mana yang tidak. Tahu sendiri ‘kan bahwa anak-anak lebih suka dan nyaman belajar sesuatu yang baru melalui media yang penuh gambar dan warna?

Jadi, ketika Mbak Ai menawari anak saya Lubna untuk memberikan testimoni alias endorsemen, Lubna tentu saja sangat bahagia dan langsung bersemangat membaca isi ceritanya hanya dalam waktu singkat. Pas banget, kalimatnya juga mudah sekali dimengerti sehingga untuk anak usia batita pun enggak masalah jika dibacakan buku ini.

Kita coba bahas satu per satu mulai dari kovernya, ya!

Kover Buku

Pertama kali melihat kover buku yang berwarna dasar biru gradasi putih, saya langsung tertarik . Eye catching banget! Apalagi ada ilustrasi gambar pelangi berwarna-warni serta aneka binatang yang sedang bercengkerama di hijaunya rerumputan dan rindangnya pepohonan. Jenis font (huruf) yang digunakan pada judul Serba Serbi Cerita Negeri Pelangi pun menurut saya sangat sesuai dengan karakter anak-anak, karena berbentuk bulat, imajinatif, dan jelas terbaca.

Halaman Endorsemen (Testimoni)

Ada delapan orang anak yang diberikan kesempatan menuliskan kesan-kesannya setelah membaca buku ini, lengkap dengan foto mereka, termasuk Lubna. 😀 Ahhh … terima kasih ya, Mbak Ai, atas kesempatannya. Lubna senangggg banget bisa endorse buku ini, apalagi fotonya dipajang di barisan pertama paling atas, heheeeheee …. Maklummm, tipikal anak sanguine memang begitu, sukanya narsis. 😀

Review buku anak
Halaman testimoni

Menurut saya, lembar endorsemen ini menjadi bagian yang menarik dalam sebuah buku, termasuk buku cerita anak. Para pemberi testimoni yang berasal dari latar belakang usia dan sekolah yang berbeda bebas menuliskan kesan dan pesan mereka setelah membaca buku ini.

Untuk calon pembaca yang segmentasinya memang anak-anak di bawah usia 12 tahun, membaca halaman endorsemen yang menarik saja sudah bisa membuat mereka kepo dan tertarik untuk segera membuka lembar demi lembar cerita berikutnya, lo. Jadi enggak salah memang kalau halaman ini dibuat semenarik mungkin. Apalagi lengkap dengan foto-foto pembaca anak yang memberikan testimoni. Uwwww … bikin enggak sabar deh rasanya pengen baca cerita pertamanya. Ayo kita kemonnnnn! *kata Unyil dalam film boneka Si Unyil (tuh, ketahuan ‘kan umur yang nulis review ini generasi zaman kapan? Zamannya Si Unyil ngehits wkwkwkwk :D)

Isi Buku

Terus, isi bukunya gimana, dong? Apakah juga menarik seperti buku anak lainnya? Okeee, saya kasih fotonya selembar aja, ya.

Review buku anak
Salah satu isi cerita. Menarik sekali layoutnya karena disertai gambar aneka warna.

Tahu enggak, sih? Buku ini menjadi sangat menarik bukan hanya karena ceritanya, melainkan juga karena kertasnya. Yup, kertas yang digunakan bukan HVS biasa lo, tetapi dari jenis paper art yang teksturnya licin dan full colour pula. Mata anak pasti sangat dimanjakan dengan ilustrasi gambar dan warna pada kertas isi bukunya.

Jangankan anak-anak, ibu saya yang usianya sudah 70 tahun saja suka baca bukunya karena begitu dibuka, gambar dan tulisannya langsung jelas terbaca.

Untuk jenis dan ukuran huruf di dalam isi cerita, menurut saya sudah sesuai dengan karakter anak. Hurufnya besar-besar sehingga mudah dibaca. Bentuk hurufnya juga bulat dan tidak formal alias tidak kaku. Pemilihan layout sebuah buku sesuai tema memang sangat menentukan dan tidak dapat diabaikan dalam dunia penerbitan. Menarik tidaknya sebuah buku untuk dibaca juga terkait dengan kover dan layout di dalam bukunya, apalagi untuk kategori buku anak seperti ini.

Oya, salah satu cerita yang menarik untuk dibaca di dalamnya berjudul “Jadilah Diri Sendiri”. Cerita ini mengisahkan si burung gagak yang ingin menjadi hebat seperti burung elang. Sayangnya, gagak tetaplah gagak. Ia akhirnya ditangkap penggembala dan menjadi burung peliharaan di dalam sangkar. Kisah sederhana ini memiliki pesan moral bahwa setiap makhluk harus bersyukur dengan kelebihan yang dimiliki dan jangan tergoda ingin menjadi makhluk lain.

Tak perlu khawatir, rangkaian kalimat yang digunakan penulis di buku ini sangat sederhana dan mudah dicerna oleh anak-anak. Padahal jika belum terbiasa, menulis buku anak sebenarnya memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena harus memosisikan diri kita sama dengan usia mereka, baik dari segi bahasa, penyampaian cerita, dan masih banyak hal lainnya. Hebatnya, Mbak Ai–menurut saya–mampu melakukan itu. Selamat ya, Mbak Ai. You’ve got it!

Nah, pertanyaan selanjutnya, adakah sesuatu yang perlu diberi krisan alias kritik dan saran dari buku ini? Dari tadi ‘kan yang dibahas baiknya terus, ya? Hihihiiiii… Baiklah, kita coba telusuri, yuk!

Kritik dan Saran

Menurut saya, buku ini sebenarnya sudah sangat lengkap untuk ukuran sebuah buku cerita anak. Berhubung kalau review sebuah produk sebaiknya disertai juga dengan kritik dan saran membangun, saya coba membaca lebih detail lagi untuk memberi sedikit masukan.

Ini bukan hal yang pokok sebenarnya untuk buku cerita anak, ya, tetapi sekadar masukan saja, yaitu tentang penulisan kata kau .

Sedikit pemahaman yang pernah saya baca, tidak semua kata kau harus disambung dengan kata sesudahnya. Kata kau hanya bisa disambung dengan kata yang bisa diubah menjadi kalimat pasif, seperti: kauraih (bisa diubah menjadi diraih), kaukejar (bisa diubah menjadi dikejar), kaubuka (bisa diubah menjadi dibuka), dan sejenisnya.

Di luar itu, seperti kalimat “Kaumemang benar”, “Tidak hanya kauseorang …” (halaman 43) sebaiknya ditulis terpisah menjadi “Kau memang benar”, “Tidak hanya kau seorang …”

Berbeda dengan kata ku- yang memang harus melekat dengan kata sesudahnya, kata kau bisa berfungsi sebagai klitik (bentuk yang harus disambung) dan bisa juga dipisah dengan kata sesudahnya sebagai singkatan dari kata engkau (contoh: Usah kau menangis = Usah engkau menangis).

Itu saja sedikit krisan dari saya sesuai apa yang saya pelajari. Kalau diminta memberi nilai dari angka 1 sampai 5 tentang buku anak ini, saya dengan jujur memberi nilai 5 alias sangat direkomendasikan untuk bacaan anak-anak, baik dari segi layout-nya, ceritanya, maupun bahasanya.

Overall, selamat ya, Mbak Ai. Dengar-dengar, PO pertama kemarin ludesssss semua bukunya, ya? Alhamdulillah. Penulisnya sampai enggak punya stok pribadi untuk di rumah, lo. Kerennn, ihhh…

Insya Allah, dalam waktu dekat akan segera dibuka PO berikutnya, nih! Jadi, siap-siap aja, ya, teman-teman yang pengen kasih kejutan untuk buah hati sendiri, atau kasih kado untuk anak sahabat, atau dihadiahkan ke tetangga yang punya anak usia batita dan sekolah dasar juga pastinya manfaat banget.

Untuk pemesanan dan info buku, bisa langsung hubungi Mbak Ai yaa di WA 0811-1135-611 atau follow Instagram-nya @ainqurotulain.

Teruslah membaca untuk kita semua dan jangan lupa, hadirkan selalu semangat literasi untuk generasi masa depan bangsa dan anak-anak kita karena buku adalah jendela dunia dan warisan yang sangat berharga.

Baca Juga

Spread the love

39 thoughts on “Review Buku Anak: Serba Serbi Cerita Negeri Pelangi”

  1. Saya suka banget sama cover buku ini, anak-anak pasti suka dengan gambar dan warnanya yang cerah. Apalagi buku ini bukan sekadar cerita-cerita tentang hewan, tetapi sarat juga dengan pesan moral. Terima kasih untuk krisan dari Mbak Hastin terhadap buku ini, saya jadi tau cara menggunakan kata “ku” dan “kau” dan bagaimana menyambungkannya dengan kata-kata lain. Btw, saya juga generasi penonton film Si Unyil di TVRI.

    Reply
  2. Cover-nya aja udah bikin penasaran, dari desain dan judulnya. Sangat cocok buat anak-anak ini, Mbak, terutama Jadi Diri Sendiri, kayaknya relevan banget buat kondisi sekarang saat anak-anak ga berani mengambil pilihan lain. Semoga makin banyak buku anak bergizi seperti ini, agar anak-anak Indonesia punya bacaan yang membesarkan mimpi mereka. Selamat buat Mbak Ai! Semoga makin produktif.

    Reply
  3. Kangen melihat buku anak dengannya cerita seperti ini, soalnya jadi membangkitkan imajinasi kita yang bacanya. Oke nih rekomendasinya buat Ponakan daku.

    Reply
  4. warnanya lucuk di halamannya nih Mbak, kalau aku melihat sebagai anak kecil dulu juga tertarik sama buku ini, apalagi dari ceritanya banyak dalam satu buku ya, pasti nggak sabar buat buka dari satu halaman ke halaman lainnya

    Reply
  5. Sukaa banget dengan Review nya
    Luengkap tp g bosenin tuk dibaca

    Btw kovernya sangat menarik
    Semoga ada rezeki tuk beliin anak.

    Suka jg paragraf terakhirnya
    Suka jg krisannya
    Sy jd ikut belajar.

    Izin nyontek alur cara ngereview bukunya ya Mbak Hastin
    Lengkap n menarik

    Mkasih

    Reply
  6. Pesan utama dari bukunya cocok banget dengan kondisi anak-anak jaman now. Yang menurut saya terlalu berkiblat pada tokoh idolanya, sampai-sampai lupa menunjukkan keunikannya sendiri. Tepat banget tema yang diangkat.

    Reply
  7. ulasannya lengkap sekali mbak, saya jadi pengen belikan anak saya yang rajin membaca. Karena di rumah aja selama pandemi dan juga sekolah di rumah. Buku-buku koleksinya sudah dihabiskan, lah ini udah mulai buka buku saya nih. Mending saya belikan buku anak aja kali ya.

    Reply
  8. asyik nih buku cerita anak anak yang mngajarkan psan moral melalui cerita binatang, jangankan anak anak, saya juga jadi pengen baca nih buku serba serbi cerita negeri pelangi

    Reply
  9. Buku anak menarik karena kaya warna dan mengandung nilai-nilai moral penting bagi anak-anak. Buku ini bikin pengen bali deh, buat anak sulungku yang suka baca buku cerita.

    Meskipun sudah kelas 2 SD dan mulai nggak mempan diceritain sebelum tidur, bisa nih buat ia baca sendiri biar ngisi waktu dan menambah pembendaharaan kata di masa pandemi ini.

    Reply
  10. masyaALlah seru deh bukunya, ini minimal usia berapa? kayanya di atas 7 tahun ya mbak? soalnya ada perihal benar salaah, kaya kata2 curang juga ya..anakku baru 5 tahun udh suka cerita panjang2 gini..sekarang lagi seneng baca cerita model gini

    Reply

Leave a Comment