Time flies …. Hingga tulisan ini dibuat, tidak terasa, 13 tahun sudah saya menjadi seorang ibu. Masa-masa punya bayi yang menyenangkan, menggemaskan, sekaligus melelahkan, rasanya takbisa diungkap dengan kata-kata, Bestie. Masih terbayang jelas saat dahulu si bayi sedang dalam kondisi demam tinggi, diare, hingga gatal-gatal akibat alergi atau ruam popok, semuanya menimbulkan kekhawatiran mendalam di hati seorang ibu, termasuk saya.
Perkembangan informasi mengenai kesehatan anak dan berbagai solusinya saat itu memang belum mudah diakses seperti sekarang, sih. Jadi, kalau anak sakit, saya cukup berpedoman dari saran orang tua berupa obat-obatan herbal warisan leluhur. Kalau anak belum sembuh, baru, deh, berobat ke dokter.
Salah satu gangguan kesehatan anak balita yang sebenarnya ringan, tetapi tak boleh diabaikan begitu saja adalah ruam popok. Teman-teman yang sudah menjadi orang tua, maupun yang masih berstatus calon orang tua pasti sudah tahu, ‘kan, ruam popok adalah iritasi kulit bayi yang biasanya terjadi saat bayi masih di bawah umur 2 tahun.
Yup! Penggunaan popok setiap hari memang membuat kulit bayi yang masih sensitif berpotensi tergesek terus-menerus sehingga ruam popok mudah terjadi. Nah, meski gangguan ini bisa sembuh dengan sendirinya, terutama setelah diberi krim ruam popok, jangan pernah mengabaikan gejala ruam popok yang muncul, ya. Kasihan, ‘kan, bayi kita harus merasakan efek panas, perih, dan gatal?
Lha … terus, gimana caranya agar orang tua enggak langsung panik saat si bayi mengalami ruam popok? Yuk, cari tahu di rangkuman bawah ini, ya!
Faktor Pemicu Ruam Popok
Teman-teman, setiap gangguan kesehatan pasti ada penyebabnya, bukan? Nah, begitu juga dengan ruam popok. Ada banyak hal yang menjadi penyebab, terutama seringnya terjadi gesekan antara kulit bayi dengan popok, dan faktor kebersihan kulit bayi yang kurang terjaga.
Selain dua faktor itu, penyebab lain yang dapat memicu terjadinya ruam popok pada bayi antara lain:
Kulit bayi terkena popok kotor dalam waktu lama
Adanya kontak antara kulit bayi dalam waktu yang lama dengan popok kotor yang sudah terkena pipis dan pup bayi bisa mengakibatkan terjadinya iritasi kulit dan ruam popok. Kulit yang sehat sekalipun apabila bersentuhan dengan popok kotor pasti akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Tahukah kamu? Sifat urin dan feses yang asam akan mengikis lapisan terluar kulit bayi yang masih sangat rentan. Jadi, sebaiknya rutinlah mengganti popok bayi–misalnya 2 jam sekali–tanpa harus menunggu popok penuh, ya.
Infeksi jamur
Selain kontak dengan popok, ruam kulit juga bisa dipicu oleh adanya infeksi jamur candida. Popok yang basah menyebabkan kulit bayi jadi lembab dan hangat karena tertutup popok. Nah, lingkungan seperti inilah yang disukai jamur untuk berkembang biak dengan cepat sehingga kulit bayi jadi infeksi.
Agar terhindar dari infeksi jamur, jagalah kebersihan kulit bayi dan berikan kesempatan bernapas agar kelembapannya hilang.
Popok terlalu ketat
Sama seperti underwear yang terlalu ketat, popok bayi yang ketat juga tidak direkomendasikan karena dapat menjadi pemicu ruam popok. Usahakan memilih ukuran popok yang sesuai berat badan bayi, ya, bukan sekadar berpatokan pada usia bayi.
Alergi
Last but not least, alergi terhadap bahan pembuat popok atau bahan pakaian bisa juga menjadi penyebab kulit bayi lebih sensitif sehingga berpotensi mengalami ruam. Apalagi kalau dalam keluarga terdapat riwayat alergi.
Gejala Ruam Popok
Oh iya, kadang-kadang orang tua sering enggak paham, lo, dengan gejala ruam popok ini. Kita sering menganggap biasa tangisan anak dan kegelisahan yang muncul saat popoknya basah, padahal bisa jadi, tangisan itu merupakan ekspresi rasa tidak nyamannya.
Karena itu, ada baiknya jika kita paham beberapa gejala ruam popok di bawah ini:
- Terdapat warna kemerahan di area yang tertutup popok.
- Ada bintik-bintik merah tidak merata.
- Kulit di area yang terkena popok terlihat lebih kering atau keriput.
- Terdapat warna merah yang mengilap, pertanda terjadi lecet di kulit bayi.
- Bayi sering rewel atau menangis ketika popoknya basah.
Pertanyaanya, kalau sudah telanjur kena ruam popok, gimana ya cara mengatasinya?
Cara Mengatasi Ruam Popok
Yang perlu diketahui, untuk kasus ringan yang tidak disertai komplikasi, ruam popok dapat diatasi sendiri. Jadi, kita enggak perlu terlalu khawatir, ya. Ada beberapa cara simpel yang bisa kamu praktikkan untuk mengatasi ruam popok ini:
Rajin mengganti popok
Salah satu pemicu terjadinya ruam popok adalah karena popok yang jarang diganti sehingga kulit bayi terlalu lama kontak dengan kotoran. Duhh … jangan sampai begini, ya, man-teman. Kasihan bayinya, ‘kan?
Ruam ini juga bakalan makin parah kalau kulit bayi lembab berlebihan. Jadi, rajin mengganti popok bisa menjadi salah satu solusi paling mudah.
Mengangin-anginkan kulit bayi
Kontak dan gesekan dengan popok selama 24 jam tiap hari juga membuat kulit bayi lembap sehingga mudah muncul iritasi dan kemerahan. Ada baiknya kita biarkan kulit bayi bernapas sejenak tanpa popok , terutama setelah selesai mandi. Lo … tapi kalau dipipisin gimana? Ya, enggak apa-apa juga keleeuusss … masak sama pipis anak sendiri takut? 😀
Mengoleskan krim ruam popok
Terus, jangan lupa, agar kulit bayi lebih nyaman, oleskan juga krim ruam popok di area kulit bayi yang ditutupi popok, ya. Krim popok ini mengandung bahan alami, seperti lanolin dan pro vitamin B5 yang terbukti mampu merawat kelembaban alami kulit bayi. Pro vitamin B5 juga bermanfaat merangsang pembentukan kolagen sehingga luka akibat ruam bisa sembuh dengan lebih cepat.
Sebaiknya, sediakan selalu krim ruam popok di rumah, ya, agar kapan pun bayi kita mengalami gangguan gatal dan ruam dapat langsung diatasi. Teman-teman pernah punya pengalaman yang sama dengan gangguan ruam popok pada bayi seperti tulisan ini? Ditunggu sharing-nya, ya!
Baca Juga
- Waspada Baby Blues, Sindrom Usai Melahirkan yang Menguras Sisi Emosional Wanita
- Resep MPASI Kaya Gizi dan Nutrisi
- Ibu, Fondasi Peradaban Generasi
- Kenapa Perempuan Harus Bahagia?
Referensi:
https://kidshealth.org/en/parents/diaper-rash.html (Michelle P. Tellado, September 2019)
https://www.webmd.com/parenting/diaper-rash-treatment (Hansa D. Bhargava, 29 Juli 2020)
jadi ikutan flashback masa-masa ‘berteman’ dengan ruam popok nih mba.. alhamdulillah, bayik ku sudah gadis-gadis sekarang.. masa-masa itu beneran deh, paling pusing kalau anak kena ruam popok.. segala macem krim dicobain.. semangaat buat bunda-bunda yang masih berjuang mengatasi ruam popok si kecil yaa… pasti informasi dari mba Hastin ini sangat bermanfaat ^^
Alhamdulillah… waktu berlalu begitu cepat ya, Mbak.
Kerempongan masa bayi menjadi kenangan terindah.
Jadi inget dulu zaman anak-anak masih kecil juga, Bun. Semuanya sensitif banget hatinya *eh kulitnya. Gampang banget kena ruam popok sampai-sampai rela pakai clodi dan capek-capek nyuci biar nggak kena ruam lagi. Beberapa kali coba pakai krim juga nggak berhasil. Memang agak sulit apalagi kalau sudah terlambat, ya.
Ruam popok kadang bikin anak agak rewel, karena ngga nyaman. Kasian juga kalau ruam popok ya. Untunglah sekarang ada Bepanthen, dulu saya cari-cari krim yang cocok buat ruam popok anak. Coba ada sejak dulu ya, saya nggak akan bingung cari krim ruam popok
Anak saya pernah tuh kena ruam popok dan sedih banget lihatnya. Waktu itu dia ternyata gak cocok dengan bahan popoknya, meski sudah rajin ganti popok ternyata gak ngaruh juga. Sembuh setelah dikasih krim ruam popok dan membiarkannya untuk tidak pakai popok dulu dalam beberapa waktu.
Anakku pernah sekali mengalami ruam popok dan langsung diatasi sehingga tidak menyebar dan semakin parah. Ternyata ruam popok tidak hanya karena feses mauapun kencing bayi, bisa juga karena jamur dan faktor lainnya. Sebagai seorang ibu, harus waspada banget nih dengan kesehatan kulit bayi.
ruam popok memang kerap menjadi masalah yang harus kita hadapi saat punya bayi ya, mbak. anak saya juga dua-duanya pernah kena ruam popok sampai saya bingung mau dikasih apa waktu itu. jadinya memang harus selalu sedia krim ruam popok di rumah