Kamu pasti sadar banget, transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan kita. Bukan hanya berperan penting dalam bidang ekonomi untuk distribusi barang, transportasi juga sangat menunjang aktivitas sehari-hari. Contohnya, saat harus bekerja ke luar kota atau luar pulau, moda transportasi pesawat terbang seperti Pelita Air kerap menjadi pilihan, dengan alasan cepat dan efisien.
Bicara tentang pesawat terbang, kamu masih ingat enggak dengan maskapai Pelita Air? PT Pelita Air Service atau biasa disingkat PAS merupakan anak perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina Persero. Belakangan ini, nama Pelita Air mulai muncul kembali bersamaan dengan kabar merger dan adanya teror bom pada November lalu.
Profil Pelita Air Service
Pelita Air Service lahir pada tahun 1963. Awalnya, Pertamina mendirikan divisi layanan transportasi udara dengan nama Pertamina Air Service untuk mendukung mobilitas karyawannya. Divisi ini kemudian resmi dipisah pada tanggal 24 Januari 1970 menjadi PT Pelita Air Service dan resmi berdiri sebagai perusahaan mandiri.
Selain melayani kalangan internal Pertamina, Pelita Air Service juga menyediakan layanan transportasi udara untuk perusahaan minyak dan gas lainnya di Indonesia dengan sistem sewa.
Pada akhir April 2022, Pelita Air secara resmi mengumumkan operasi perdananya bertepatan dengan persiapan masa mudik Lebaran 2022. Rute perdana yang dioperasikan adalah Jakarta—Bali karena dinilai memiliki tingkat permintaan yang tinggi.
Dikutip dari laman resmi Pelita Air, awalnya maskapai ini ada untuk mendukung transportasi migas, kegiatan eksplorasi, eksploitasi, serta kegiatan personal. Misi saat itu untuk melayani dan mengoordinasikan operasi penerbangan secara ekonomis dalam industri migas di Indonesia.
Kini, layanan Pelita Air diperluas untuk berbagai aktivitas penerbangan, seperti evakuasi medis, penerbangan VVIP, operasi seismik, penyewaan pilot helicopter, serta untuk kepentingan pelatihan.
Kabar merger pun mulai menyeruak pertengahan Desember 2023 ini. Pada 13 Desember 2023, usai membuka acara National Sugar Summit (NSS) 2023 di Jakarta, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, adanya penggabungan Pelita Air dengan Citilink merupakan aksi korporasi untuk menyeimbangkan harga tiket pesawat yang saat ini terbilang mahal jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.
Wah … siapa , sih, yang enggak mau harga tiket pesawat kembali seperti semula. Ya, ‘kan??
Teror Bom di Pelita Air Service
Di tengah rencana merger maskapai penerbangan satu ini, muncul berita mengagetkan tentang teror bom di pesawat Pelita Air. Kabarnya, Pelita Air yang akan lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya mendapat teror bom pada 6 November 2023.
Awak kabin dan para penumpang burung besi yang saat itu sudah bersiap untuk lepas landas tentu saja panik dan kewalahan dengan kabar tersebut. Setelah diselidiki, ternyata isu terror bermula dari keusilan salah seorang penumpang yang menjawab pertanyaan pramugari.
Pelaku yang saat itu membawa tas sambil duduk hendak dibantu oleh seorang pramugari. Saat ditanya tentang isi tasnya, tanpa diduga, pelaku menjawab bahwa tasnya berisi bom.
Mendengar hal tersebut, pramugari segera melaporkan kepada pilot, dan pihak bandara langsung melakukan tindakan pemeriksaan. Seluruh penumpang terpaksa dievakuasi demi kenyamanan dan keselamatan perjalanan. Berita mengenai isu teror selengkapnya bisa kamu baca di portal berita Beranda.co.id, yaa.
Berbagai kabar terkini seputar dunia ekonomi, olahraga, teknologi, traveling, startup, bahkan UMKM bisa kamu temukan di Beranda.co.id. Portal berita online ini juga menyajikan berbagai informasi penting mengenai dunia bisnis dan wirausaha yang relevan bagi generasi muda yang ingin terus mengembangkan diri.
Bersama Beranda.co.id, berita aktual seperti teror bom di Pelita Air dan informasi menarik lainnya selalu disajikan dengan akurat dan tepercaya untuk para pembacanya.
Baca Juga
- Jogja Airport Resto, Uniknya Wisata Kuliner di Kabin Pesawat
- Tips Nyasar di Negeri Orang ala Saya
- Tragedi Lion Air JT-610, Antara Cinta, Cita dan Keprihatinan