Workshop ALT (Alpha Life Transformation): Pikiran Adalah Kunci Kehidupan

Pikiran Bawah Sadar
Suasana workshop ALT by Meuthia Z Rizki

Serasa masih merinding nulis tentang workshop ALT ini ๐Ÿ™‚

Yup, lagi-lagi, ini impian besar ke sekian yang Allah kabulkan dalam kurun 2 tahun terakhir sejak saya mulai sedikit demi sedikit belajar tentang ilmu mindset dan pemberdayaan diri.

Sahabat dan teman-teman FB yang sering baca postingan di medsos pasti sudah baca beberapa keajaiban yang saya alami sejak tahun 2017. Mulai dari dapat doorprize sepeda motor, bisa pergi umroh + ketemu bunga tulip di negara impian Turki. Habis itu, akhirnya kesampaian beli laptop. Terus, enggak nyangka 9 bulan terakhir ini akhirnya bisa bikin rumah, dan di bulan Juli ini, 2 hari setelah tanggal kelahiran saya, terwujud deh impian pengen ikut workshop ALT alias Alpha Life Transformation pada tanggal 27 Juli 2019.

Kenapa cuma ikutan workshop begini aja jadi impian sih? Apa pentingnya? heheee…..

Iyaa … ini berkaitan dengan pengalaman dan pelajaran hidup yang belasan tahun terakhir Allah kasih ke saya. Mungkin dari luar orang melihat saya fine-fine aja. Banyak senyum, jarang ngeluh, status di medsos baik-baik saja ๐Ÿ™‚ Alhamdulillah, mungkin itu karena tipikal saya memang introvert, lebih suka menyimpan sendiri kalau ada masalah dan curhatnya terbatas hanya kepada Allah saja. Kalau pun harus curhat ke orang lain, saya sangat hati-hati memilih orang yang diajak curhat.

Bukan apa-apa, sebenarnya ini untuk menghindari adanya kebingungan ketika harus mengambil keputusan. Semakin banyak opini dan nasihat buat saya justru semakin membuat bingung. Makanya lebih aman dan nyaman curhatnya cuma ke Allah aja ๐Ÿ™‚ *Lahh … maafkeunnn, kenapa malah jadi curhat di blog, ya?

Begitulah, man-teman. Banyak ujian hidup yang Allah berikan sejak lulus kuliah sampai belasan tahun kemudian setelah saya punya anak. Alhamdulillah, saya bisa tetap istiqomah dan tak pernah sedikit pun berburuk sangka kepada-Nya. Entah kenapa, yakinnn aja, ada sesuatu yang “besar” di balik semua ujian itu.

Qadarullah, Allah mulai banyak memberi ilmu dan keajaiban di tahun 2017. Berawal dari menemukan grup dan komunitas online tentang sedekah, pemberdayaan diri, bisnis online, parenting, hingga akhirnya merembet sering ikut kelas online tentang mindset dan pikiran.

Kenapa tertariknya ke masalah mindset? Karena saya enggak mau berbagai masalah dan ujian di masa lalu membuat saya menjadi stres dan depresi. Kalau sampai itu terjadi, yang kasihan dan terkena imbasnya siapa lagi kalau bukan si buah hati?

Jangan lupa bahwa kita ini adalah seorang ibu. Kalau belum menikah, berarti kita adalah calon ibu. Jika ingin memiliki anak yang bahagia, ibu adalah orang pertama yang harus setting pikiran dulu supaya bahagia. Berawal dari bahagia itulah kita bisa menyusun apa langkah-langkah selanjutnya yang ingin dicapai dalam hidup.

Kebayang kan, apa jadinya kalau seorang anak punya ibu yang tiap hari bawaannya baper dan nangis mulu? Nah, saya ingin memperbaiki itu semua agar hidup bisa lebih nyaman, mendidik anak lebih baik, mendampingi ibu saya di masa tuanya dengan lebih sabar, bisa berbagi ilmu kepada orang lain, dan masih banyak lagi manfaat yang ingin saya capai melalui perubahan diri.

Salah satu jalannya–menurut saya–adalah dengan cara mempelajari segala hal yang berhubungan dengan pikiran, karena dia adalah kunci kehidupan. Kita mau baper, mau melow, atau sebaliknya, mau tertawa bahagia dan selalu berkecukupan, itu adalah pilihan kita masing-masing. Pikiran adalah salah satu kunci mewujudkan ketenangan hati yang kita inginkan.

Pikiran Bawah Sadar dalam Workshop ALT

Sebenarnya apa yang membedakan diri kita dengan hewan atau binatang? Bukankah sama-sama punya otak juga? Iya, bener. Kita dan hewan sama-sama punya otak, tapi hewan kan enggak punya akal dan pikiran? Padahal Allah Swt menjadikan manusia sebagai makhluk paling tinggi karena dikaruniai akal dan pikiran ini untuk terus berkembang dan memperbaiki diri.

Bukan rahasia lagi kan kalau di zaman now orang semakin lupa diri. Berantem di medsos, jelek-jelekin orang lain, disenggol dikit langsung bacok, hiiihhh seremmmm ๐Ÿ™ Kalau kita enggak mampu memfilter pikiran dari hal-hal seperti itu yang sering dilihat setiap hari, bahayaa, gaesss…. Diam-diam bisa masuk ke dalam pikiran bawah sadar kita. Ini yang dipelajari dalam workshop ALT.

Pikiran itu kalau dianalogikan seperti segelas air putih. Kalau kita beri gula, rasanya akan manis, sebaliknya, kalau dimasukkan kopi rasanya jadi pahit. Jadi sebenarnya kita ini adalah MAJIKAN atau BOS untuk jalan pikiran kita. Lucunya, yang terjadi justu sebaliknya kan? Kita yang sering dikendalikan oleh pikiran ๐Ÿ˜€ Bener apa bener?

By the way busway, menurut Bapak Psikologi Analisis, Sigmund Freud, pada dasarnya pikiran terbagi menjadi 3, yaitu pikiran sadar, pikiran prasadar, dan pikiran bawah sadar. Jika digambarkan, bentuknya seperti gunung es, yang bagian bawahnya terendam ke dalam air, sementara ujung atasnya hanya tampak sedikit di atas air. Bagian bawah gunung es yang terendam dalam air inilah yang diibaratkan seperti pikiran bawah sadar dan menguasai hampir 88% isi memori kita.

Pikiran sadar ini sifat ingatannya hanya sementara (jangka pendek). Ingatan yang muncul sudah disaring oleh sistem stimulus, sehingga sifatnya ringan dan mengalir (tidak menimbulkan sensitivitas mendalam).

Pikiran prasadar merupakan batas antara pikiran sadar dan bawah sadar. Peristiwa yang terjadi di sini merupakan gabungan antara keduanya. Bisa muncul dalam bentuk mimpi ketika tidur, atau salah ucap ketika bicara.

Semua pengalaman sejak lahir hingga dewasa, mulai dari pola pengasuhan orang tua, lingkungan sekitar kita, hingga efek mendengar lagu dan membaca buku, bisa masuk secara tidak sadar ke dalam pikiran bawah sadar. Memori inilah yang memengaruhi hampir sebagian besar cara pandang kita terhadap nilai-nilai kehidupan.

Sifat Pikiran Bawah Sadar

Di dalam workshop ALT juga dijelaskan beberapa sifat pikiran bawah sadar yang harus kita pahami sebelum melakukan pemrograman:

  • Bekerja 24 jam nonstop
  • Sangat penurut jika diperintah
  • Bekerja dalam keadaan kita sedang yakin ataupun tidak. Jadi, memang benar bahwa kita harus hati-hati ketika berbicara, karena bisa jadi, apa yang kita ucapkan dan dianggap guyonan ternyata betul-betul terjadi. Ini karena sifat PBS memang demikian, tidak dapat memfilter data yang masuk. Kita sendiri yang harus memastikan data yang masuk hanya yang baik-baik saja.
  • Jika dianalogikan, seperti layaknya handphone. Selama batreinya belum low bat dan ada manusia yang mengendalikannya, dia akan tetap on terus
  • Tidak dapat menghapus data masa lalu (makanya, kamu bisa aja suatu saat inget mantan karena memorinya memang enggak bisa dihapus ๐Ÿ™‚ Namun, kita bisa kok membuat rasanya menjadi biasa saja dengan cara menetralisir rasa itu). Coba ngakuuu, siapa yang kesulitan move on dari mantan? Boleh konsultasi sama saya, ya, cara biar cepet move on dari masa lalu. *uhhukkk ๐Ÿ˜€
  • Tidak mengenal kata negatif (tidak, jangan), akan, semoga, mudah-mudahan, karena PBS bersifat pasti

Cara Kerja Pikiran Bawah Sadar

Dulu, waktu belum paham cara PBS bekerja, setiap kali anak saya Lubna main game atau nonton televisi, saya sering memarahi dan memintanya untuk belajar. Apa yang salah dari peristiwa di atas? Bukankah memang seharusnya dia belajar, bukannya sekadar main dan lihat TV? Iyaaa…. sepintas tak ada yang salah dengan omelan saya. Tapi, cara saya memintanya belajar itu yang salah ๐Ÿ™ Kalau saya omelin dia saat sedang asyik melakukan sesuatu, berarti yang masuk ke PBS-nya adalah omelan saya, bukan perintah belajar.

Ternyata, PBS bekerja pada saat seseorang sedang rileks atau menikmati sesuatu. Itu sebabnya, kalau nonton film di bioskop, kita tetap ingat jalan ceritanya meskipun sudah lewat bertahun-tahun lamanya, sementara pelajaran SMP atau SMA kita bahkan sudah lupa dan tak ingat lagi. Bisa jadi, kita jadi lupa pelajaran sekolah karena saat itu sedang dalam keadaan sadar, tegang dan tidak menikmati sama sekali.

Nah, setelah paham cara PBS bekerja, ketika menasihati Lubna, saya memilih melakukannya sambil bercerita, bukan lagi dengan omelan ๐Ÿ˜€ Entah saat dia sedang asyik menggambar, saat kami sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah ke rumah, atau saat dia sedang membaca buku, nonton televisi, dan kegiatan santai lainnya.

Saya sendiri sejak akhir tahun 2017 mulai menuliskan semua impian yang diinginkan di sebuah buku tulis, setiap malam menjelang tidur. Saat kondisi rileks dan setengah mengantuk itu juga merupakan salah satu waktu yang tepat gelombang PBS (alfa dan teta) mulai bekerja. Dan ajaibnya, Masya Allah, ketika tahun 2019 ini saya baca ulang, satu per satu impian itu sudah Allah kabulkan, termasuk impian ikut workshop ALT yang baru bisa terwujud tahun ini karena di tahun 2017 belum ada rezeki terkumpul untuk mengikutinya.

Ada satu cerita unik lagi, yaitu tentang ketidaksukaan saya terhadap pakaian dan barang-barang berwarna merah ๐Ÿ™‚

Sejak lahir hingga dewasa, di rumah saya memang jarang ada anggota keluarga yang menggunakan pakaian berwarna merah. Jadi wajar jika saya tak pernah suka dengan warna ini, karena tidak ada datanya di memori saya. Lucunya, sejak 3 tahun terakhir, saya berusaha menyukai warna merah setelah ada seorang teman yang berkata, “Coba deh sesekali pakai baju warna merah biar kelihatan fresh dan percaya diri.”

Oke, saya coba menghilangkan kebencian terhadap si merah. Hasilnya? Hemm… ternyata berhasil dan jadi keterusan pakai warna merah ๐Ÿ˜€ Asalkan kita tahu tempat dan waktu memakai pakaian warna merah yang sesuai, ya, untuk acara-acara yang memang pantas menggunakan warna ini, bukan saat mengunjungi teman yang sedang sedih atau kesusahan.

Workshop ALT
Meskipun bukan orang yang sangat percaya diri, tapi kalau pakai warna merah memang jadinya terlihat lebih PD aja…

Selain bekerja dalam keadaan rileks, kita juga harus rajin melakukan repetisi (pengulangan) terhadap si PBS agar apa yang ingin ditanamkan semakin menetap ke dalam PBS. Terapi PBS ini bermanfaat sekali digunakan dalam berbagai hal, seperti parenting yang saya contohkan tadi. Bisa juga untuk program kesehatan (mengurangi berat badan, tambah berat badan), kecantikan, kepercayaan diri, finansial, bisnis dan masih banyak lagi. Kalau kata trainer-nya, Meuthia Z Rizki, gini,

“Udah deh, enggak usah nyari-nyari dukun atau ilmu macem-macem lagi untuk bisa memperbaiki hidup, karena Allah Swt sudah memberikan kita kekuatan dari dalam diri sendiri yang bisa dioptimalkan….” ๐Ÿ™‚

Meuthia Z. Rizki
Mba Meuthia Z. Rizki (kanan) bersama asistennya (ngareppp) wkwkwk :p

Saat membuat kalimat perintah untuk pemrograman PBS, gunakan kalimat yang jelas, tegas dan to the point. Misalnya, “Mulai hari ini dan seterusnya, saya adalah wanita yang sehat, kuat dan bahagia…”

Tuliskan kalimat perintah di kertas/buku dan baca berulang-ulang setiap hari. Setelah 21 hari, tingkatkan lagi menjadi 90 hari sampai kita merasa kalimat tersebut bener-bener nyantol di pikiran. Hindari menggunakan kata negatif seperti: jangan, tidak. Hindari pula kata akan, atau, mudah-mudahan, semoga. Semakin detail apa yang kamu tulis, maka semakin baik agar PBS menangkap jelas apa yang menjadi perintah kita.

Gambarkan, bayangkan dan rasakan apa yang kita inginkan seolah-olah sudah terjadi. Contoh: saya dulu setiap selesai salat selalu membayangkan sedang ada di depan Ka’bah, menangis sesenggukan sambil khusyuk berdoa. Alhamdulillah, terwujud atas izin Allah seperti apa yang saya bayangkan. Begitu juga waktu pengen ke Turki, dalam bayangan, saya sedang menikmati indahnya Hagia Sophia, Blue Mosque dan ada di tengah kota Istanbul menikmati pemandangan aliran air seperti yang ada di serial Turki di televisi ๐Ÿ˜€ Terkesan lebay mungkin ya, tapi yang terpenting kan tercapai ๐Ÿ™‚

Ini yang kadang tidak mudah. Setelah melakukan perintah dan pemrograman kepada PBS berulangkali, lupakan dan sibukkan diri kita agar perintah itu terlupakan sejenak. Kalau dianalogikan, ibarat kita melepaskan busur anak panah ke sasarannya. Jika anak panah kita tarik terus-menerus tanpa dilepas, anak panah tersebut tak akan mampu melesat ke sasaran yang diinginkan.

PBS punya cara sendiri untuk menuruti apa yang kita perintahkan. Entah bagaimana caranya, terima saja.

Saya ingat dulu saat punya keinginan membeli laptop. Enggak tahu kenapa, rezeki belum juga bisa terkumpul sejumlah harga laptop ๐Ÿ™‚ Lha… kalau laptop aja enggak kebeli, apalagi mau umroh, gimana caranya?

Nah, ternyata Allah memberi jalannya justru terbalik. Allah justru dahulukan impian umroh terwujud daripada membeli laptop. 8 bulan setelah saya umroh, barulah ada seorang sahabat yang tiba-tiba menawarkan laptopnya untuk saya beli, karena dia sayang kalau laptop itu jatuh ke tangan orang lain. Sahabat saya bilang, “Udah Mbak Tiwi, bawa aja dulu laptop ini. Bayarnya boleh dicicil sesukanya, kok. Harganya searching aja di Google, terserah mba Tiwi…”

Wow, takjub, kan? Terkesan di luar logika, tapi begitulah kalau Allah sudah berkehendak, semuanya mudahhhh aja, termasuk saat impian ikut workshop ALT ini terwujud.

Terus, kalau sudah ikhtiar dan usaha semampunya tapi keinginan kita belum terwujud juga bagaimana? Tidak apa-apa, di situlah Allah meminta kita untuk tawakal dan rida akan ketetapan-Nya. Yang penting kita sudah berusaha maksimal.

… dan Rabbmu berfirman: โ€œBerdoโ€™alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu…”ย (Alย Mu’minย 40 : 60)

Hati-Hati dengan Kata-Kata

Saat workshop ALT kemarin, Mbak Meuthia Rizki berkata kepada para peserta, “Coba tuliskan apa arti HIDUP di kertas yang ada di hadapan Anda. Saya beri waktu 15 detik!”

Spontan, saya menulis, HIDUP adalah “Bahagia, berlimpah, dan bermanfaat..” Setelah selesai dan dilakukan pembahasan kepada para peserta satu demi satu, ternyata ada yang kurang tepat dari pemahaman saya tentang hidup tadi ๐Ÿ™‚ Mau tahu di mana? Yup, ternyata kata BERMANFAAT yang kurang tepat.

Anda mau selamanya dimanfaatkan?” tanya beliau. Dan ingatan saya pun menyisir perlahan menembus jalan kehidupan beberapa tahun terakhir. Ahhh iyaa…. pantes aja, ada yang kurang tepat dengan program yang nyantol dan terdoktrin di pikiran saya selama beberapa tahun ini. Dan akibatnya juga tak main-main, saya yang akhirnya kelimpungan sendiri.

Ada banyak peserta workshop lain yang definisi kehidupannya mirip seperti saya juga. Ada yang bilang, hidup adalah pengabdian. Hidup adalah perjuangan. Hidup adalah pengorbanan. Ya jangan salahkan jika akhirnya yang terjadi adalah seperti apa yang kita programkan kepada pikiran ๐Ÿ™ Jadi memang harus hati-hati sekali dengan setiap perkataan atau pemahaman yang tertanam di memori kita. Bisa jadi bahasanya terlihat positif dan tinggi, tapi maknanya negatif. Parahnya, diyakini atau tidak, jika kata-kata dan pemahaman negatif itu sudah nyantol di PBS, bisa saja langsung terwujud dan kita tak pernah menyadarinya.

Gitu ya, man-teman, sedikit rangkuman yang saya dapat dari workshop tanggal 27 Juli lalu. Kalau mau ditulis semua bakalan panjanngggg banget, jadi saya ringkas poin-poinnya aja, yang penting kita sudah paham caranya.

Oya, memerintah pikiran sama sekali bukan sulap, apalagi sihir. Sama seperti aktivitas lainnya, semua butuh latihan dan pembiasaan. Coba aja dulu lakukan perintah dari hal-hal yang kecil, baru bertambah kepada keinginan-keinginan yang besar.

Selamat belajar, ya dan teruslah mencoba karena setiap manusia punya kekuatan dari dalam diri yang Allah karuniakan kepada kita. Tak perlu mencari kekuatan dari luar dan percayalah pada diri sendiri. Yuk, ah, praktikkan tulisan dari workshop ALT ini!

Baca Juga

Spread the love

27 thoughts on “Workshop ALT (Alpha Life Transformation): Pikiran Adalah Kunci Kehidupan”

  1. Wah, Mbak Tiwi makin cantik dan ceria dg warna merah๐Ÿ˜

    Kangen nih, jadi pingin ngobrol banyak nih dg Mbak Tiwi… โ˜บ

    Reply
  2. Mba tiwi makin awet muda, bahagia dan penuh keberuntungan, masya allah saya mau dibagi ilmunya โ˜บ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    Reply
  3. Pantesan anak-anak kalau dikasih tahu (saat marah) kayak ngga ngefek gitu ya mbak… Besoknya diulang lagi kesalahanny ternyata salah kitanya eh sayanya. Menarik untuk dipraktekkan. Dan artikel ini harus saya bookmark dan dibaca ulang saat rileks nanti… Biar lebih masuk ilmunya. Hehehe

    Reply
  4. Wah bagus mbak pembahasanya, saya baru tau ilmu PBS,

    Terkadang saya juga bingung dg diri sendiri, suka marah, sedih nggak jelas & tidak beralasan ๐Ÿ˜ฅ

    Coba Menerapkan PBS semoga semua baik2 saja ๐Ÿ˜Š

    Reply
  5. Masya Alloh merinding saya bacanya mb, jadi inget untuk mnulis impian di buku mimpi juga! terima kasih atas ulasan kerennya mb. Btw, mbak cantik bgt masya Alloh pakai busana merah ๐Ÿ’•

    Reply
  6. Masyaallah… bener ya mbak.. Allah itu sesuai prasangka kita. Kalau kita yakin Allah mengasihi kita, maka terasa benar kasih sayang Allah pada kita. Terimakasih sharenya, inspiratif sekali.

    Reply
  7. Terimakasih sudah share ilmu AlT..saya kemarin ikut juga seminar nya persis sekali dg yg ditulis MB Tiwi… Terimakasih..

    Reply
  8. Pagiยฒ abis subuh bacaยฒ tulisan mb Tiwi ini, ilmu PBS ini emang Luarr biasa..slalu bikin aku melongo saat apa yg aku mau sering bgt terwujud, untung banyakk bangett klo aku bilang ikut ALT ini, ditambah lagi FA & Connected.
    Thank u mb Wiii ..sukses slaluu, mmmuahh๐Ÿ˜˜

    Reply
  9. trimakasih mb Tiwi mau berbagi cerita, mski saya masih bgung bagaimana memulainy akan mcoba apa yg mb tiwi sampaikan td ^^ trimakasih mbaa ^^

    Reply

Leave a Reply to Hastin Pratiwi Cancel reply