Tes Sidik Jari dan Tulisan Tangan, Cara Menemukan Potensimu

tes sidik jari

Ini lanjutan dari tulisan saya sebelumnya tentang tes sidik jari (fingerprint analysis). Kalau sebelumnya membahas tentang hasil tes Lubna, sekarang giliran membahas tentang ibu Lubna yang imut ini πŸ˜€ *mau bilang amit kok nggak tega

Baca tulisan sebelumnya tentang hasil tes sidik jari Lubna di sini

Mungkin sebagian teman-teman bertanya, kenapa dan apa pentingnya saya ikutan tes macam begini? Sudah lewat umur pula dan terasa nggak begitu penting lagi menganalisa diri sendiri. Nah, ini mungkin perbedaan kita qiqiiiiiqiii…

Saya sukaa banget sama hal-hal berbau kepribadian orang. Pernah belajar tentang ilmu analisa tulisan tangan (Grafologi), meskipun hanya secara basic. Dan tulisan tanganku pernah dianalisa oleh coach Mutya Dita, seorang Grafolog sekaligus Hipnoterapis, yang merupakan guru mindset-ku selama ini. Beliau sering membuka kelas online pemberdayaan diri dengan biaya yang tergolong murah meriah untuk para wanita dan emak rempong yang memiliki niat memperbaiki diri, terutama dari segi mental dan pemikiran (mindset).

Dari analisa tulisan tangan tahun 2017, diketahui salah satunya bahwa saya ada kecocokan di bidang pekerjaan yang membutuhkan koordinasi 3 hal : mata, tangan, dan jari.

Entah kenapa, setelah itu, aktivitas saya mulai mengerucut dengan sendirinya di bidang tulis-menulis, khususnya penulisan artikel. Padahal sebelumnya, saya fokus di bisnis online brand kosmetik Eropa yang setiap hari mengharuskan berkomunikasi dan memotivasi banyak manusia dengan aneka karakter. Meski 90%-nya dilakukan secara online dari rumah, saya belajar banyak hal dari bisnis ini. Tentang internet marketing, blogging, personal branding, teknik iklan berbayar, pengembangan diri, dll. Step by step, potensi dan kemampuan saya lambat laun mulai muncul.

Setelah jalan sebagai seorang penulis artikel terbuka dengan mudahnya, Alhamdulillah, saya memutuskan untuk fokus di salah satu bidang saja, karena jika menjalankan keduanya, bisnis online dan menulis, ternyata saya tidak sanggup πŸ™‚ Rindu itu terlalu berattttt, Dilan *ehh apa sihh heheee…

Berkaca dari hasil analisa tulisan tangan, saya mulai fokus ke penulisan artikel. Menjadi kontributor di beberapa media online dan ghost writer alias penulis hantu πŸ˜€ (menulis untuk nama orang lain) perlahan saya jalani. Kemudian terbukalah kesempatan menulis buku bersama Geng Salihah Menulis, komunitas menulis yang beranggotakan 9 orang perempuan. Karena setiap hari bergaul secara online dengan mereka yang masih muda, fresh dan aktif secara ide dan pemikiran, akhirnya saya jadi lupa usia kwkwkwk *payah dong…

Setelah salah satu teman di GSM mendirikan media (platform) online sendiri bernama Estrilook.com, saya diminta bantuannya menyunting setiap artikel yang masuk untuk ditayangkan di Estrilook. Apakah semua aktivitas ini sudah sesuai dengan konsep 3 hal : mata, tangan, dan jari sesuai hasil analisa tulisan tangan? Silakan teman-teman nilai sendiri πŸ™‚

Oke, kita balik lagi ke cerita di paragraf pertama tentang tes sidik jari (fingerprint analysis).

Setelah Lubna melakukan tes, beberapa hari kemudian saya ikut tes sidik jari juga. Sekadar ingin tahu dan membandingkan dengan hasil analisa tulisan tangan di tahun 2017. Meskipun secara prinsip berbeda, tes sidik jari adalah analisa secara fisik, sedangkan tulisan tangan mencakup analisa kondisi mental/psikis juga, tapi saya yakin, kalau memang keduanya 80% akurat, pasti ada kesamaan hasil antara keduanya. Kalau tidak ada kesamaan hasil, berarti ada salah satu yang meragukan.

Lalu hasilnya gimana? *nah, kita lanjutkan setelah jeda iklan berikut, yak… hahaayy… πŸ˜€

Sedang semuanya. Kurang cerdaskah daku? πŸ™‚

Hasilnya, tarraaaa…. Kalau Lubna menonjol di hampir semua kecerdasan majemuk (logika matematika, bahasa, visual, dll) tidak demikian halnya dengan saya. Ibu Lubna ini justru sedang-sedang saja di semua bidang kecerdasan. Wow, apakah saya kurang cerdas? *tutup muka…

Hemmmm…. ternyata si mas yang ngetes menjelaskan, justru di situlah letak kekuatan saya. Sedang-sedang saja di semua bidang, artinya saya orang yang mudah beradaptasi dengan semua respon lingkungan. Macam bunglon dong ya… Orang yang ramah, sungkan alias nggak enakan sama orang πŸ˜€ Lembut, sederhana, jujur…. aaihhh GR banget deh saya pokoknya. Yang kenal saya secara pribadi silakan protes kalau merasa analisa di atas enggak sesuai dengan faktanya yess, kwkwkwk

Kekurangannya apa? Ada jugalah pasti. Salah satunya, saya tipikal menolak masa depan, alias enggak hobi bikin target. Kebalikan banget dengan Lubna, yang sejak lulus TK sudah punya visi memilih SD-nya sendiri. Lulus SD 3 tahun lagi insya Allah dia berencana lanjut ke ponpes Gontor (aamiin), dan 12 tahun lagi sudah berencana ingin menikah di tahun 2031. Masya Allah, detil sekali planning-nya… πŸ˜€

Sebaliknya bagi saya, membuat target dan rencana merupakan masalah terbesar sejak dulu. Sadarrrr banget. Dulu waktu ikut kelas online pemberdayaan diri saya pernah pusing berhari-hari waktu diminta bikin target 1 tahun dan 5 tahun ke depan. Sampai segitunya, ya. Coach saya saat itu sampai menegaskan, “Bagaimana Anda ingin mewujudkan cita-cita/keinginan kalau apa yang dituju saja tidak paham?” Jlebbbb…. Gara-gara dipaksa waktu itu barulah saya “bangun”.

Oiya, kira-kira apa potensi yang saya miliki dari hasil tes sidik jari? Ternyata, enggak jauh beda dengan hasil analisa tulisan tangan. Potensi saya ada di bidang yang melibatkan 3 hal : mata (visual), pendengaran (audio), dan sentuhan/gerak/praktik (kinestetik). Beberapa bidang yang cocok adalah yang berhubungan dengan orang banyak (sosial), semacam komunikasi (humas, iklan, pemasaran), perhotelan, kesehatan (fisioterapi).

Cukup nyambung ternyata, karena dulu saya memang diterima kuliah di jurusan Komunikasi dan Perhotelan. Tapi akhirnya mantap memilih jurusan Komunikasi sebagai bidang perkuliahan yang fokus untuk ditekuni.

Dari curhat saya tadi, mudah-mudahan bermanfaat untuk teman-teman yang membaca. Meskipun mungkin tidak semua orang setuju dan sepemahaman dengan saya mengenai berbagai tes analisa yang selama ini bertebaran, kita kembalikan kepada opini masing-masing, ya. Untuk saya sendiri, melakukan tes analisa terhadap diri sendiri enggak ada salahnya kita lakukan. Siapa lagi sih yang akan memotivasi diri kita kalau bukan kita sendiri. Ye, kan? πŸ™‚

#SETIP_Day8
#SemingguTigaPostingan
#Estrilook

Spread the love

18 thoughts on “Tes Sidik Jari dan Tulisan Tangan, Cara Menemukan Potensimu”

  1. Waduuhh, kalau hasil saya di matematika pasti rendah, deh, Mbak wkwk. Btw, sampai sekarang pun saya termasuk orang yang gak biasa dan bisa pakaui target begituan mbak. Kalau tujuan sih jelas, cuma kalau disuruh nulis target gitu ntar malah saya terbebani sendiri, hehehe…

    Reply
  2. “Melakukan tes analisa terhadap diri sendiri enggak ada salahnya kita lakukan. Siapa lagi sih yang akan memotivasi diri kita kalau bukan kita sendiri” Setuju banget dengan kata-kata ini mbak. Saya pribadi juga suka melakukan tes kepribadian seperti itu..

    *btw lewat postingan ini baru saya tahu klu mbak Hastin salah satu personil dari geng shalihah , hehe

    Reply
  3. Wah alumni komunikasi toh. Pintar komunikasi verbal tulisan dong yah. Pantesan bisnisnya berkembang. Btw kalau ghost writter itu gimana cara gabungnya? Tertarik loh saya ini. Serius

    Reply
  4. wiiih, samaan banget dengan saya mbak, hehe, tp bukan lewat fingerprint sih, saya pernah cek di temubakat.com dan hasilnya semua bidang sama persis prosentasenya. Tidak ada yang menonjol sama sekali… baiklah mari kita anggap itu kelebihan ya.. salam kenal ya mbak ^^

    Reply
  5. Terakhir tes detail dengan informasi cukup lengkap pas zaman kuliah, tapi 2 tahun lalu sempat dites pakai Stifin, hasilnya saya tipe Sensing Ekstrovert. Entah sama atau tidak dengan hasil sebelumnya, hehe, belum dikaji mendalam.
    Ngomongin target, saya juga idem kayaknya, hihi…

    Reply
    • Padahal dalam aktivitas sehari-hari kita semua selalu pakai target kan ya, seperti antar jemput anak, mengerjakan aktvitas ABCD, dst πŸ™‚ Cuma kita aja yang sudah takut duluan πŸ˜€

      Reply

Leave a Reply to Ayu Fitri Septina Cancel reply