Ketika Impian Menjadi Nyata (1) : Antara Jogja – Jakarta – Istanbul

Alhamdulillah, cuma bisa nangissssss……
Antara terharu, bahagia, bersyukur, dan entah perasaan apalagi yang saya rasakan ketika impian ke Baitullah dan Istanbul terwujud.
 .
Yup, tanggal 20 April 2018 merupakan tanggal bersejarah dalam kehidupan saya, khususnya sebagai seorang muslim, sekaligus seorang pemimpi yang tak henti-hentinya selama ini berdoa agar mimpi-mimpi saya dapat terwujud.
 .
Ada 2 impian terbesar yang saya tanamkan terus di pikiran bawah sadar, yaitu :
 .
1. Pergi ke Baitullah
2. Menjejakkan kaki ke Turki, negara dengan percampuran budaya Asia – Eropa, yang merupakan tempat bersejarah perekam jejak penyebaran Islam di wilayah Eropa
 .
Luar biasanya, impian itu Allah wujudkan menjadi satu dalam perjalanan dari satu biro umroh yang saya cari secara online.
.
Mungkin memang Allah sudah atur semuanya. Dari hampir ratusan biro haji dan umroh yang ada di Yogyakarta, yang responsnya saya rasa cepat dan sigap adalah biro yang saya pakai ini. Entah kebetulan atau tidak, waktu itu saya sebetulnya ingin berangkat 2 bulan setelah bulan April 2018. Qadarullah, mereka malah menawarkan paket umroh transit di Turki yang masih ada kuota dan akan berangkat 3 minggu kemudian. Ini seperti impian yang sengaja Allah berikan ke saya. Alhamdulillah.
.
Sempat deg-degan dan gak yakin jika saya bisa berangkat secepat itu, tapi pihak biro umroh meyakinkan akan  membantu saya mengurus paspor, visa, dan dokumen-dokumen penting secepatnya (bisa baca tulisan saya sebelumnya tentang paspor dan meningitis).
.
Alhamdulillah, akhirnya semua beres juga dan Allah izinkan saya berangkat dengan rute cukup panjang, Yogyakarta – Jakarta – Istanbul – Madinah, pada tanggal 20 April 2018.
 .
Setelah sebelumnya sukses menahan tangisan di depan Ibu dan anak perempuan saya yang masih kelas 3 SD saat pamitan, saya kemudian ikhlas mengizinkan air mata mengalir derasss ketika maskapai Turkish Air hendak take off dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Attaturk Istanbul.
.
Berkali-berkali mengucap hamdalah, dan sesekali mengusap mata yang makin memerah 😥
Dari mulai naik tangga pesawat saja saya sudah terkagum-kagum melihat badan pesawat jenis Airbus ini 🙈 Lebay bangettt pokoknya…
Udah gitu kru pesawatnya cakep-cakep lagi. Pakaian pramugari dan pramugaranya sopan banget, lo. Kalah deh pramugari kita kalau soal etika berpakaian gini.
 .
Yang bikin nangis lagi, saya ingat, dulu pernah terkagum-kagum melihat pesawat Singapore Airlines di Bandara Ngurah Rai, Bali, dalam perjalanan saya ke Lombok. Waktu itu, tanpa sadar saya berdoa dalam hati, “Ya Allah, izinkan aku pergi ke luar negeri, naik pesawat jenis Airbus gede kayak gitu.” 🙂
.
Sepintas terkesan lebay ya, tetapi masya  Allah, sekarang Dia izinkan terjadi. Bukan sekadar ke negara Asia Tenggara, bahkan lebih jauh lagi, ke belahan benua Eropa.
.
turkish airlines
Cakep dan sopan kan pakaiannya 😄 
.
Btw, perjalanan Jakarta – Istanbul memakan waktu sekitar 12 jam. Saya dan rombongan umroh (semuanya 27 orang), berangkat dari Jakarta pukul 21.30 WIB. Keesokan harinya kami tiba di bandara Attaturk sekitar pukul 06.00 pagi waktu Istanbul (sekitar pukul 10.00 WIB).
 .
Dimaklumi ya kalau ada foto yang blur. Masih ngantuk, sih 😅
 .
.
bandara attaturk istanbul
Blurrrrr…. Efek ngantuk kali, ya 😅
.
.
attaturk istanbul
Duhhh, ini juga gak fokus
.
.
Exif_JPEG_420
Nah, yang ini lumayan lah.. 😂
.
.
Exif_JPEG_420
Ini belom mandi ya, catettt. Lelah, letih, lesu 😂
.
.
Review lengkap perjalanan dengan Turkish Air insya Allah saya ceritakan di bagian terpisah ya. Tunggu aja…. Moga-moga mood nulis senantiasa terjaga hehhehee 😊
.
Lanjuttt….
.
Sampai di Istanbul rombongan kami langsung dijemput oleh seorang Guide bernama Aisha. Tomboy, cekatan, dan hanya dapat berbahasa Inggris, tanpa mengerti sedikit pun bahasa Indonesia, membuat beberapa anggota rombongan sempat khawatir tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Aisha.
 .
 Untungnya, ada anggota rombongan yang fasih berbahasa Inggris, sehingga sangat membantu banget sebagai translator selama Aisha menjelaskan berbagai hal tentang Turki saat kami melakukan city tour.
 .
Hmmm…. awalnya si Aisha ini sempat ngambek lho, karena orang Indonesia dianggapnya lelet, terutama yang cewek. Maklum, saat itu ada beberapa anggota rombongan yang wanita setelah sholat subuh di bandara agak lama selesainya. Jadi Aisha sebal dan langsung ngeloyor pergi keluar bandara.
 .
Oya, city tour ini terbatas bangettt waktunya, karena jam 5 sore kami sudah harus sampai di bandara Attaturk lagi untuk melanjutkan perjalanan ke Madinah. Jadi setelah sarapan sejenak, diputuskan ada 4 lokasi inti yang akan kami kunjungi.
.
.
1. Masjid dan Makam Abu Ayyub Al Anshori (Eyup Sultan Mosque/Eyup Sultan Camii)
 .
.
.
.Abu Ayyub yang nama aslinya Khalid bin Zaid ini adalah sahabat Nabi paling tua yang hidup pada zaman khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq,  Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Beliau menjadi istimewa karena Rasulullah pernah singgah di rumahnya selama 7 bulan saat masa hijrah dari Mekkah ke Madinah. Saat itu pembangunan Masjid Nabawi dan kediaman Ummul Mukminin Saudah belum selesai, sehingga Rasulullah menumpang sementara di rumah Abu Ayyub Al Anshori.
.
Abu Ayyub kemudian meninggal di Konstantinopel (Istanbul) dalam peperangan melawan pasukan Romawi. Di komplek makamnya ini juga dibangun masjid yang kami kunjungi ini sebagai bentuk penghormatan kepada beliau.
.
.
Exif_JPEG_420
Saya tetap cinta Indonesia, kok.. 😁
.
.
Yang unik, saat akan masuk ke masjid, di depan pintu disediakan kantong plastik gulungan seperti kalau kita belanja buah/sayur di supermarket ☺ Jangan lupa ambil kantong plastiknya  ya, karena kantong itu disediakan untuk tempat sepatu/sandal para jamaah. Jadi sepatunya kita bawa masing-masing, bukan ditaruh di depan masjid seperti biasanya.
.
Ada kejadian lucu waktu itu. Sehabis sholat dan berdoa saya terbengong-bengong menikmati indahnya desain interior dalam masjid, lalu menyempatkan mengambil beberapa foto. Ehhh mendadak ada petugas datang mengusir saya dan 3 teman jamaah lainnya. Saya pikir dilarang memotret. Ternyataa…. oh ternyataaa…. kami salah tempat sholat wkwkwk, karena itu tempat sholat buat jamaah pria 🤣
Ya Allah, malu banget rasanya 😂
.
.
2. Museum Panorama (Museum Perjuangan Rakyat Istanbul)
.
.
Setelah dari masjid Abu Ayyup tadi kami lanjut ke Museum Panorama. Ini semacam museum perjuangan yang banyak terdapat foto-foto dinasti keIslaman dan.para khalifah di dalamnya. Di puncak paling atas gedung museum dibuat semacam diorama, seolah-olah kita sedang berada di dalam arena pertempuran. Ruangannya dipenuhi dengan lukisan 3 dimensi para khalifah yang sedang bertempur, diiringi dengan riuhnya efek suara pertempuran. Merindinggg rasanya berada di sana.
.
.
.
Exif_JPEG_420
Background di belakang saya adalah diorama pertempuran rakyat Turki
.
.
Exif_JPEG_420
Wefie bareng remaja Turki. Ternyata mereka suka heran klo liat orang Indonesia bawa tongsis 😅
.
.
3. Kompleks Hagia Sophia dan Blue Mosque (impian saya bangettt iniii)
.
Nah, kalau ini adalah impian yang selama ini saya idam-idamkan sejak menonton film dan membaca novel Hanum Rais,  “99 Cahaya di Langit Eropa” pada tahun 2013 😍
.
Hagia Sophia dulunya merupakan gereja yang kemudian diubah menjadi masjid. Lalu akhirnya dijadikan museum. Kemarin rombongan kami belum sempat masuk, karena waktu tidak memungkinkan dan antrian juga sangat banyak. Hanya diizinkan berjalan-jalan saja di seputaran komplek Hagia Sophia dan Masjid Sultan Ahmed (Blue Mosque) yang terletak dalam satu wilayah pula dengan Istana Topkapi.
..
..
blue mosque istanbul
Menara Blue Mosque
.
.
blue mosque
Gerbang utama Blue Mosque sedang dipugar
.
.
hagia sophia
Hagia Sophia. Alhamdulillah, dream comes true!! Always believe in your dreams, ya 💜

.

4. Produsen Jaket Wol Berlabel “Emelda”
 .
Terakhir, sebelum balik ke bandara Attaturk lagi kami diajak mampir ke butik Emelda, salah satu produsen jaket dan aneka aksesoris kulit asli di Istanbul. Ada fashion shownya juga, dengan peragawan peragawati yang taulah ya, cakep-cakep pastinya macam para artis di serial film turki di TV ☺
Oya, mau tahu harga jaketnya berapaan? Hemm… waktu itu ada yang sekitar $ 2.000 kalau nggak salah. Ada beberapa yang diskon juga sih di bawah itu 😄 Sebanding lah ya antara harga dan kualitas.
.
.
images (14)
Butik Emelda, produsen jaket kulit eksklusif Turki. (Foto : tripadvisor.co)
.
.
Tau gak sih, meskipun hanya beberapa jam saja mengelilingi Istanbul, tapi Masya Allah, kota ini bener-bener ngangeninnn banget. Suasananya, kotanya, orang-orangnya (cakep semua 😁), bangunan-bangunan bersejarahnya.
.
.
Apalagi bulan April adalah peralihan  dari musim dingin ke musim semi.
Cahaya matahari bersinar cerah, bunga-bunga tulip bermekaran dimana-mana.
diiringi suhu udara yang cukup nyaman, sekitar 15 derajat celcius.
.
Jadi kalau kamu punya rencana travelling ke Turki, waktu paling pas memang sekitar bulan April. Kalau bulan Maret cuacanya masih dingin dan bersalju, belum kelihatan cantik dan romantisnya bunga tulip.
 .
.
bunga tulip di istanbul
.
tulip di blue mosque
Kompleks Blue Mosque (Sultan Ahmed Mosque)
 .
aya sofia
Semburat musim semi di halaman museum Hagia Sophia. Cantik yaaa Masya Allah…

.

Exif_JPEG_420
Masya Allah… akhirnya bisa juga aku menyentuhmu, wahai bunga Tulip 💜

.

Exif_JPEG_420
Klo ini taman di Museum Panorama
.
.
Nah, setelah melakukan city tour kurang lebih 10 jam, rombongan kami kembali ke bandara Attaturk untuk melanjutkan penerbangan ke kota Madinah Al Munawwarah by Turkish Air lagi. Penerbangan memakan waktu sekitar 4 jam dan kami tiba di Madinah jam 01.00 dini hari.
 .
Bagaimana kisah selanjutnya menjejakkan kaki di negara Arab? Hemmm… petugas imigrasinya seru abiss lhoo….
.
Tunggu tulisan selanjutnya ya. Doakan ya saya beneran lanjutin bagian 2 nya 😅
.
.
(Baca lanjutan kisahnya tentang Madinah di sini )
.
.
Spread the love

29 thoughts on “Ketika Impian Menjadi Nyata (1) : Antara Jogja – Jakarta – Istanbul”

  1. Ah kereen.. Kapan yah bisa ke Turki dan negara lainnya. Semoga bisa ya mbak, seumur-umur saya juga belum pernah nyentuh bunga tulip. Sering dengar namaya tapi nggak pernah meliharanya… Ibadah sekalian refershing yah mbak, semoga barokah… Aamiin…

    Reply
  2. ya Alloh kangen baitullah. Istanbul salah satu kota impian yang ingin saya kunjugi. Semoga Allah memberi rezeki dan mengundang saya ke sana. Aamiin.

    Reply
  3. Mbaak Hastin, kita gak ketemu ya… Saya 27 April sampai Turki, Tulipnya tinggal sisa2… Hiks. Alhamdulillah tetap bahagia berkunjung ke masjid Hagia Sophia. Bismillah semoga diberi kesempatan lagi ke Madinah dan Mekkah. Jadi kangeeeen… Hiks

    Reply

Leave a Reply to Sofia Yuliani Cancel reply