Ibu, Fondasi Peradaban Generasi

Kamu mungkin pernah mendengar ungkapan, “Wanita adalah tiang negara. Apabila baik kaum wanitanya maka baik pula negaranya. Sebaliknya, apabila rusak kaum wanita, maka rusak pula suatu negara…” Ungkapan ini seolah ingin menegaskan, betapa pentingnya keberadaan wanita sebagai fondasi peradaban generasi suatu bangsa.

Banyak di antara kita yang lupa, ketika memulai proses pertama sebagai orang tua, sesungguhnya saat itu juga kita telah menjadi guru sekaligus teladan bagi buah hati yang kita lahirkan. Ayah sebagai Kepala Sekolahnya, sementara Ibu sebagai guru pelaksana kebijakannya. Sebagai seorang guru, mau tidak mau kita harus selalu belajar dan memperbarui ilmu yang kita miliki. Meski tentu saja, teori tak semudah praktiknya.

Wanita zaman now memiliki tantangan dan godaan yang tidak sedikit. Nilai-nilai modernisasi seorang wanita tak dapat dilepaskan begitu saja dari kewajibannya sebagai seorang ibu. Menjadi update terhadap perkembangan zaman adalah suatu keharusan, tapi jangan lupa juga, menjaga nilai moral dan mentalitas anak tidak boleh kita lupakan. Contoh kecilnya, ibu mana sih yang tak ingin anaknya mendapat nilai baik di sekolah? Tapi ini bukan sekadar masalah kebanggaan saja. Prestasi yang baik juga harus diperoleh dengan cara yang baik. Jangan sampai keinginan dan niat yang baik diperoleh dengan cara yang tidak jujur dan menyalahi aturan. Dalam contoh kecil ini saja, secara tidak langsung kita telah mengajarkan arti sebuah proses dan nilai kejujuran kepada generasi saat ini.

Image: Pixabay.com

Berkaca dari pengalaman pribadi dan beberapa sumber yang saya pelajari, nilai-nilai penting berikut ini sebaiknya dimiliki seorang ibu agar dapat menjadi fondasi peradaban yang baik bagi generasi selanjutnya.

Menjaga Kebaikan Akhlak

Sebegitu berharganya seorang ibu, sehingga dalam suatu hadis, Abu Hurairah menyebutkan, ada seorang sahabat yang menghadap Rasulullah Saw dan bertanya,

“Ya Rasulullah, siapakah orang yang lebih berhak dengan kebaikanku?” Jawab Rasulullah, “Ibumu”. Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ibumu”. Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?”Jawabnya, “Ibumu…” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ayahmu” ~ (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)

Keutamaan seorang ibu disebutkan memiliki 3x hak yang lebih besar dari seorang ayah karena kerepotan yang mereka alami selama hamil, melahirkan, menyusui dan merawat anak-anaknya. Tanggung jawab ibu menjadi lebih besar, terutama dalam menjaga kebaikan akhlak pribadinya agar dapat menularkan karakter terbaik dan sifat-sifat positif kepada buah hatinya.

Menumbuhkan Sifat Penyayang, Pendidik dan Pengatur

Wanita adalah makhluk unik yang diciptakan dengan karunia hati yang lembut dan lebih perasa daripada pria. Ini bukan tanpa tujuan. Bukankah wanita kelak akan menjadi seorang ibu yang sangat membutuhkan sifat tersebut dalam menjalankan perannya? Meski dikaruniai hati yang lembut, kemampuan otak wanita yang mampu menyerap informasi 5x lebih banyak dari pria menjadikan mereka lebih cerdas. Dasar ini yang menjadikan wanita dapat menjadi seorang pendidik yang baik bagi anak-anaknya. Kemampuan menangani banyak masalah dalam satu waktu juga membuktikan bahwa wanita sebenarnya memiliki jiwa pengatur ulung dibandingkan lawan jenisnya. Keren kan, Bu? πŸ™‚

Memperbarui Ilmu

Imam Al Ghazali pernah berkata, “Menuntut ilmu adalah takwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad…”

Ibarat seorang guru bagi muridnya, ibu harus selalu melakukan upgrade diri dan update ilmu yang dimiliki agar dapat memberikan asupan nutrisi pengetahuan terbaik bagi buah hatinya. Bukan hal yang mudah pastinya, karena waktu 24 jam seolah tak cukup bagi ibu untuk menyelesaikan kewajiban yang harus diembannya. Tapi kembali lagi, anak adalah amanah dari Sang Pemilik yang kelak harus dipertanggungjawabkan kepemilikannya. Ayo, Bu! Kamu pasti bisa. Yakin bisa. Dan harus bisa….

Menjadi bagian utama dari fondasi peradaban bagi generasi masa depan adalah kebanggaan tak terkira bagi seorang wanita. Jangan pernah engkau sia-siakan kesempatan berlipat pahala di akhirat ini. Karena kelak ketika kita telah tiada, hanyalah tersisa 3 hal yang tiada akan terputus, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh dan salihah. Insya Allah.

*Tulisan ini diikutsertakan dalam blog challenge Indscript Writing β€˜Perempuan Menulis Bahagia’

Baca Juga

Spread the love

35 thoughts on “Ibu, Fondasi Peradaban Generasi”

  1. Ibu adalah istimewa dan diciptakan Allah dgn segala kelebihan, krn drnyalah lahir generasi penerus manusia, juga ditangannyalah pendidikan anak dimulai. Maka ibu dikatakan bagai sebuah pondasi dari semua kehidupan.

    Reply
  2. Ibu menjadi pondasi prnting dalam membantuk karakter generasinya. Mulai dari tutur kata, juga perbuatan. Karenanya sebagai ibu diharapkan kita bisa memberikan contoh yang baik untuk anak-anak, karena nantinya anak menjadi penerus bangsa ini.

    Reply
  3. Masya Allah, 3 poin di atas jleb banget mbaa sekaligus bikin adem hehe. Dan, jujur, 3 poin ini emang PR dan tantangan banget aku pribadi sebagai ibu. Terus melakukan perbaikan dan berproses, karena menjadi ibu itu membutuhkan proses belajar yang panjang dan sungguh-sungguh ya mbaa, terharuuu.

    Reply
  4. Ibu adalah Madrasah pertama bagi anak-anaknya dan suritauladan bagi anak-anaknya, makanya bila ingin membangun keluarga sakinah mawadah warahmah, harus di mulai memilih pasangan atau calon ibu untuk anak-anak kita yang beraklak yang baik πŸ™‚

    Reply
    • Bener banget mbak.. Apalagi zaman now semua maunya serba instan ya heheheee, jadi wajar juga klo seorang ibu merasa ingin anaknya berhasil dan menjadi yg terbaik. Tapi mungkin kita juga harus perhatikan perasaan anak bagaimana, nyaman atau enggak

      Reply
  5. Up grade diri memang penting, biar komunikasi sama anak juga makin asik. Apalagi semakin anak bertambah usia, menjadi ortu rasa teman akan membuat mereka lebih nyaman untuk bercerita banyak hal pada kita.

    Reply
  6. Peran kuat seorang ibu sangat sulit digantikan. Mulia dengan perannya tersebut karena posisinya sangat penting di dalam keluarga. Oleh karenanya pantaslah bila quotes mengatakan, surga berada di bawah telapak kaki ibu.

    Reply
  7. Bun.. Konsep mengenai ibu pondasi sebuah generasi itu aku ingat banget waktu dapetin materi dari IIP. Itu masih terpatri di kepala aku bahwa ibu yaa madrasah pertamanya anak-anak dg menanamkan hal yg baik dan yg terpenting adalah ilmu agamanya

    Reply
    • Masya Allah, aku kalah sama Grandys yg udah ikutan IIP… πŸ™‚
      Iya, kadang kita lupa, sekolah tinggi tujuannya buat cari kerja. Padahal sekolah tinggi itu sebenarnya juga buat bekal ilmu ke anak karena ibu adalah guru pertama buat anaknya.

      Reply
  8. Maa syaa Allaah begitu besar peran seorang ibu ya Mbak sampai dianggap sebagai fondasi dari sebuah peradaban bahkan ada ungkapan ibu adalah tiangnya negara. Saking pentingnya peran ibu dalam hal ini mendidik anak2nya agar menjadi generasi yang baik.

    Reply

Leave a Reply to Haeriah Syamsuddin Cancel reply